Soal Error Fitur Baru B737 Max 8, Boeing Dinilai Tak Transparan 

Pabrik Pesawat Boeing
Sumber :
  • Twitter Boeing

VIVA – Presiden Direktur Aviatory Indonesia Ziva Narendra mengaku sangat menyayangkan tidak transparannya Boeing terhadap masalah fitur dari produk pesawat barunya, tipe 737 Max 8. Pesawat itu jatuh di laut Karawang dalam penerbangan maskapai Lion Air JT 610 rute Jakarta – Pangkal Pinang beberapa pekan lalu, dan penyebab kecelakaan masih diselidiki tim berwenang.

Menurut Ziva, sebagai produsen pesawat terbesar, Boeing harus memberitahukan fitur atau sistem baru kepada maskapai dan pilot. Jika memang teknologi itu miliki kerentanan terhadap situasi tertentu, sebaiknya penggunaan untuk penerbangan komersil ditunda terlebih dulu.

"Tapi untuk tipe 737 pesawatnya sudah diluncurkan duluan, harusnya dikaji lebih dalam dulu. Ini yang membuat banyak khalayak penerbangan melihat adanya kurang preventif di sini,” kata Ziva dalam keterangannya, Senin 19 November 2018.

Ziva menuturkan pada saat Boeing akan meluncurkan pesawat 787 beberapa tahun lalu, juga pernah mengalami masalah dengan baterainya yang rentan terbakar saat mengudara dan terkena tekanan tertentu. Namun, Boeing akhirnya memperbaiki terlebih dulu dan menunda peluncuran komersilnya. 

Boeing Company pun tengah menjadi sorotan dunia. Sebab, Boeing tidak memberitahukan sejumlah maskapai soal sistem automated stall-prevention dalam sensor angle of attack (AOA) di Boeing 737 Max 8. 

Sistem tersebut diduga menjadi penyebab jatuhnya pesawat Lion Air JT 610. Hal itu kemudian terkuak oleh para ahli yang ikut penyelidikan jatuhnya Lion Air JT 610, baik dari Federal Aviation Administration (FAA), maupun para pilot di Amerika Serikat. 

Bahkan, seminggu setelah kecelakaan Lion Air, Boeing baru memberitahukan adanya potensi bahaya dari sistem itu melalui sebuah buletin kepada berbagai maskapai penerbangan di seluruh dunia yang menggunakan pesawat Max 8. 

"Kami telah mengeluarkan Operations Manual Bulletin (OMB) untuk awak pesawat untuk mengatasi keadaan di mana ada input yang salah dari sensor AOA," ujar Boeing dalam pernyataan resminya.

Sistem AOA ini sendiri sejatinya didesain untuk membantu pilot untuk menghindari ketika menaikkan hidung pesawat terlalu tinggi yang sehingga bisa menyebabkan stall

Namun efek dari kesalahan yang mungkin terjadi dalam sistem adalah dapat membuat hidung pesawat turun secara tiba-tiba dan sangat kuat sehingga pilot tidak dapat menarik kembali bahkan ketika kemudi pesawat diterbangkan secara manual. 

Dalam buletin itu, Boeing juga menyebutkan bahwa akibat efek tersebut pesawat dapat menukik turun atau jatuh. (ren)