13 Ruas Tol Baru Sepanjang 473 Kilometer Siap Dioperasikan Akhir 2018

Ruas Jalan Tol Ngawi-Kertosono Seksi Solo-Sragen
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dusep Malik

VIVA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengungkapkan, sebanyak 13 ruas tol baru siap dioperasikan sampai akhir tahun 2018. Mayoritas lokasi jalan tol tersebut berada di pulau Jawa dan Sumatera dengan total panjang 473,9 Km.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengemukakan, pihaknya terus mendorong penyelesaian ruas-ruas tol baru di berbagai wilayah. Pembangunan jalan tol yang masif dilakukan bertujuan untuk meningkatkan konektivitas antar wilayah guna menurunkan biaya logistik. 

Hal ini sebagai amanat Nawa Cita Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam meningkatkan daya saing bangsa Indonesia. 

"Melalui skema KPBU (Kerja sama Pemerintah Badan Usaha), pemerintah bertujuan mengatasi ketimpangan pendanaan (financial gap) infrastruktur, terutama jalan tol demi ketepatan waktu penyelesaiannya, sehingga dapat memberikan manfaat nyata bagi negara dan masyarakat," ujar Basuki dalam keterangan resminya, Minggu 14 Oktober 2018.

Berdasarkan data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR, pada Oktober 2018 ini direncanakan terdapat empat ruas tol baru sepanjang 42,7 Km yang siap dioperasikan. Diantaranya ruas Tol Pejagan-Pemalang seksi 3 dan 4 (37,3 Km) dan ruas Tol Pemalang-Batang segmen Sewaka-Simpang Susun (SS) Pemalang (5,4 Km), ruas Tol Solo-Ngawi segmen SS Sragen-Ngawi (50,9 Km) dan ruas Tol Ciawi-Sukabumi Seksi 1 Ciawi-Cigombong (15,4 Km). 

Pada November 2018, ditargetkan dua ruas tol baru siap untuk dioperasikan, yakni ruas Tol Pemalang-Batang seksi I dan II (SS Pemalang-Batang) sepanjang 33,8 Km dan ruas Tol Semarang-Solo seksi IV dan V Salatiga-Kartasura sepanjang 32,5 Km. 

Pada Desember 2018, sebanyak tujuh ruas tol dengan total panjang 292,8 km siap untuk dioperasikan. Ketujuh ruas tol tersebut merupakan bagian dari ruas Tol Trans Jawa dan Sumatera. 

Diantaranya yakni ruas Tol Batang-Semarang seksi 1-5 (75 Km), ruas Tol Ngawi-Kertosono segmen Wilangan-Kertosono yang dibiayai APBN (39,1 Km), ruas Tol Kertosono-Mojokerto seksi 4 (0,9 Km), Relokasi ruas Tol Porong-Gempol (Porong-Kejapanan) sepanjang 6,3 Km, ruas Tol Gempol-Pasuruan seksi 3 Pasuruan-Grati (12,2 Km), ruas Tol Pasuruan-Probolinggo seksi 1-3 Grati-Probolinggo Timur (32,4 Km), dan ruas Tol Bakauheni-Terbanggi Besar Paket 1-4 sepanjang 126,9 Km. 

Dalam tiga tahun terakhir atau dari 2015-2017, panjang ruas-ruas tol baru di Indonesia bertambah 332 Km. Sementara dari Januari hingga September 2018, panjang jalan tol yang telah beroperasi adalah 136,1 Km. 

Tol Japek 2 Elevated Selesai Maret 2019

Sementara itu, pembangunan jalan tol Jakarta-Cikampek 2 Elevated (Japek 2) di ruas tol tersebut saat ini telah mencapai 49,4 persen. Ruas tol sepanjang 38 Km mulai dari SS Cikunir hingga Karawang tersebut ditargetkan selesai pada akhir Maret 2019. 

Menteri Basuki mengatakan dengan adanya Tol Japek 2 akan memisahkan pengguna tol jarak jauh dengan pengguna jarak dekat. Hal ini bertujuan mengurai kemacetan. 

Pengendara yang menempuh jarak jauh bisa menggunakan Tol Japek 2 dan turun di ujung jalan tol layang. Sehingga akan mengurai kepadatan dan memangkas waktu tempuh, baik kendaraan yang menuju kawasan industri di Karawang atau Cibitung maupun yang menuju Cikampek - Semarang dan Padalarang - Bandung.

Pembangunan ruas tol ini merupakan bagian dari tol Trans Jawa yang sudah akan tersambung pada akhir 2018.

"Keberadaan tol ini tentunya akan memperlancar pergerakan orang dan barang, serta memangkas biaya logistik maupun delivery time sehingga bisa lebih efisien” jelas Menteri Basuki beberapa waktu lalu. 

Jalan tol ini merupakan prakarsa badan usaha (unsolicited project) dengan hak pengusahaan dipegang oleh PT Jasamarga Jalan layang Cikampek dengan biaya konstruksi Rp13,53 triliun. Biaya konstruksi tol layang tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan konstruksi tol biasa (at-grade). 

“Saya minta para konsultan dan kontraktor pelaksana agar mematuhi SOP keselamatan dan kesehatan kerja (K3), serta disiplin waktu pelaksanaan. Jangan kendor dan jangan menyepelekan hal-hal yang yang menimbulkan risiko kecelakaan sehingga bisa mencapai zero accident," tegas Basuki.