Bank Dunia Tambah Paket Bantuan untuk Sulteng dan Lombok Rp15 Triliun
- ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah
VIVA – Bank Dunia mengumumkan tambahan dana bantuan bagi pemerintah Indonesia, hingga mencapai US$1 miliar atau setara Rp15 triliun untuk rekonstruksi atau pembangunan ulang wilayah-wilayah di Lombok dan Sulawesi Tengah yang terdampak bencana gempa bumi dan tsunami.
Selain untuk rekonstruksi, dana tersebut juga ditujukan untuk memperkuat ketahanan jangka panjang Indonesia dalam menghadapi berbagai dampak bencana alam yang sering terjadi. Akan tetapi, dana tersebut akan disalurkan sesuai dengan kebutuhan yang diminta oleh pemerintah Indonesia.
Bank Dunia juga mengatakan, dana itu juga akan menyokong dana hibah yang sebelumnya telah diberikan senilai US$5 juta saat Chief Executive Officer Bank Dunia, Kristalina Georgieva, dan Wakil Presiden Jusuf Kalla menggelar seremoni pemberian sumbangan uang dan bantuan teknis yang digelar di Palu, Jumat 12 Oktober 2018.
“Pada Jumat lalu saya mengunjungi Palu di Sulawesi dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Saya sangat humbling melihat kehancuran dan mendengar kisah-kisah mereka yang terdampak bencana, ” kata Kristalina di Nusa Dua, Bali 14 Oktober 2018.
"Tindakan segera pemerintah untuk menanggulangi bencana sangat mengagumkan dan robust. Saat kita memasuki fase rekonstruksi, kita telah menyiapkan hingga US$1 miliar untuk mendukung pemerintah Indonesia," tambahnya.
Menurut Kristalina cara terbaik untuk memperingati mereka-mereka yang telah kehilangan nyawa akibat bencana tersebut adalah dengan melakukan pembangunan kembali wilayah mereka dengan lebih baik.
Paket bantuan yang akan diberikan Bank Dunia tersebut termasuk transfer tunai bagi 15 ribu keluarga masyarakat miskin yang terdampak gempa dengan rentang waktu antara enam bulan hingga setahun
"Penambahan sistem perlindungan sosial tersebut didesain dalam rangka membantu ekonomi dan pekerja lokal selama fase recover dan untuk mencegah dampak jangka panjang terhadap human capital," katanya.
Selain itu paket dana bantuan senilai US$1 miliar termasuk program pemulihan masa tanggap darurat untuk membiayai pembangunan kembali sejumlah fasilitas publik utama dan aset-aset infrastruktur seperti rumah sakit, sekolah, jembatan, jalanan, tol, hingga infrastruktur suplai air bersih.
"Ini juga akan memperkuat sistem pemantauan dan peringatan dini, dan membantu membiayai rekonstruksi permukiman perumahan dan berbagai infrastruktur layanan pemukiman lainnya," tambah dia.
Sebelumnya, Bank Dunia memperkirakan kerugian fisik atas bencana gempa, tsunami dan likuifaksi di Sulawesi Tengah mencapai US$531 juta atau sekitar Rp8 triliun. Itu terdiri dari kerusakan perumahan yang diperkirakan US$181 juta atau Rp2,75 triliun, sektor perumahan senilai US$185 juta atau Rp2,82 triliun dan infrastruktur senilai US$165 juta atau Rp2,5 triliun.