ADB Beri Pinjaman US$1 Miliar untuk Penanganan Bencana RI

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA – Asian Development Bank atau ADB, telah menyatakan kesediaan untuk memberikan pinjaman senilai US$1 miliar kepada pemerintah. Dana itu supaya dapat digunakan untuk melakukan rekonstruksi wilayah yang terdampak bencana alam seperti di Sulawesi Tengah dan Nusa Tenggara Barat.

Wakil Presiden ADB, Bambang Susantono, mengatakan, dana tersebut telah siap sepenuhnya untuk diberikan kepada Indonesia, namun begitu, terkait pencairan dananya akan tergantung dari kesiapan pemerintah untuk mengajukan konsep, yang akan dilakukan untuk penggunaan dana tersebut.

"Tergantung pemerintah, kalau kami dari ADB siap. Palu dan yang lain, termasuk dukungan bujet," katanya saat ditemui di Nusa Dua, Bali, Sabtu 13 Oktober 2018.

Ditemui di lokasi yang sama, Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro menjelaskan, dana tersebut memang difokuskan ADB untuk dana penanganan pascabencana. Oleh karena itu, Bappenas dikatakannya akan segera melakukan perencanaan untuk memetakan pos-pos yang akan disalurkan dari pembiayaan tersebut.

"Dia bilang bisa sesegera mungkin. Makanya kita harus siap segera dengan programnya. Tapi mereka siap kapanpun, dan saya sudah katakan ini harus fleksibel untuk keduanya, sesuai kebutuhan," katanya.

Lebih lanjut, Bambang menjelaskan, karena pinjaman tersebut untuk penanganan pascagempa, tenor yang ditawarkan pun lebih lama, sekitar 32 tahun, dan dengan bunga yang lebih rendah ketimbang pinjaman konvensional. Pinjaman senilai US$1 miliar inipun dikatakannya di luar dari pinjaman Indonesia setiap tahunnya yang mencapai US$2 miliar.

"Itu khusus untuk penanganan pascabencana. Bunganya sudah pasti lebih rendah dari yang komersial. Ini kan concessional loan namanya," papar dia. 

Sebelumnya, Presiden ADB Takehiko Nakao, saat melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo, mengatakan, dari US$1 miliar dana pinjaman tersebut, sebanyak US$500 juta akan digunakan untuk dana tanggap darurat tangani bencana. Kemudian, sisanya akan digunakan untuk rehabilitasi di daerah terdampak gempa seperti pembangunan sekolah dan sanitasi.