Bos ADB Sebut Rupiah Melemah karena Ulah Spekulan
- Dokumentasi ADB.
VIVA – Presiden Asian Development Bank (ADB) Takehiko Nakao bertemu dengan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo hari ini. Dalam kesempatan itu, dia memuji manajemen makro ekonomi yang diterapkan Indonesia di tengah gejolak perekonomian dunia saat ini.
Pertemuan yang dilakukan dalam rangkaian pertemuan IMF dan Bank Dunia di Bali itu, juga dihadiri oleh jajaran pejabat pemerintahan dan instansi terkait. Seperti, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, serta Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.
Nakao menekankan, fundamental ekonomi Indonesia dalam posisi kuat saat ini. Kondisi tersebut ditunjukkan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada level 5,2 persen, dan tingkat inflasi yang stabil pada 3,4 persen pada 2018.
Dia pun menilai depresiasi nilai mata uang rupiah yang terjadi terhadap dolar Amerika Serikat (AS), tidak hanya terjadi di Indonesia. Hal itu pun tak perlu dikhawatirkan.
"Depresiasi baru-baru ini terhadap rupiah adalah karena dorongan spekulasi, karena posisi makro ekonomi Indonesia secara keseluruhan masih kuat," ujar Nakao dikutip dari keterangan resminya Jumat 12 Oktober 2018.
Selain itu, defisit transaksi berjalan sekitar 2,5 persen masih terkelola dan komitmen pemerintah RI untuk menjaga defisit fiskal pada sekitar 2 persen dari produk domestik bruto (PDB) patut diapresiasi olehnya.
Cadangan devisa yang tetap dijaga pada tingkat yang cukup serta peringkat layak investasi di pemerintahan saat ini, juga membuktikan fundamental ekonomi Indonesia kuat saat ini.