Investasi Tol Tinggi, Sejumlah Perjanjian Diteken dalam IMF-World Bank

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono
Sumber :
  • ANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/Zabur Karuru

VIVA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengungkapkan, minat investasi dalam proyek tol masih sangat tinggi. Hal itu terlihat dari jumlah kesepakatan kerja sama investasi jalan tol yang diteken di sela acara kegiatan Annual Meeting IMF-World Bank 2018, di Nusa Dua, Bali.

Instrumen pembiayaan untuk berbagi risiko dilakukan melalui skema Kerja sama Pemerintah Badan Usaha (KPBU). Karakter investasi jalan tol dengan tingkat pengembalian modal yang panjang di atas 30 tahun, tidak menyurutkan kepercayaan investor dan perbankan. Alasannya, prospek Indonesia dinilai masih positif dalam beberapa dekade ke depan.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, mengatakan, melalui pembangunan tol dengan skema KPBU, konektivitas antarwilayah akan lebih cepat tersambung dan manfaatnya lebih cepat.

“Melalui KPBU, Insya Allah proyek yang sudah dimulai akan selesai, karena tidak bergantung siklus APBN dan dapat diawasi oleh banyak pihak,” ujar Menteri Basuki dikutip dalam keterangan resminya, Jumat 12 Oktober 2018.

Basuki melanjutkan, anggaran pembangunan infrastruktur di Kementerian PUPR dalam empat tahun terakhir rata-rata Rp105 triliun per tahun. Meski cukup besar, kebutuhan dan harapan masyarakat lebih besar lagi, sehingga memerlukan alternatif pembiayaan lain di luar APBN, termasuk melalui skema investasi dan KPBU.

Beberapa perjanjian yang diteken terkait investasi jalan tol yakni :

1. Antara PT Jasa Marga dan PT Bank Mandiri Tbk, yang menerbitkan instrumen investasi berupa Kontrak Investasi Kolektif Dana Investasi Infrastruktur (KIK-Dinfra) senilai US$112 juta, yang sekaligus merupakan Dinfra BUMN pertama di Indonesia.

2. PT Jasa Marga Tbk juga menerbitkan Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) bersama Bank Mandiri serta AIA, Taspen, Wana Artha, Allianz, dan Indonesia Infrastruktur Finance (IIF) senilai US$224 juta.

3. Kredit investasi senilai US$523 juta dan Credit Default Swap (CDS) loan US$392 juta dari PT Bank Mega Tbk kepada PT Hutama Karya (Persero) untuk pembangunan ruas tol Pekanbaru - Dumai.

4. Asset monetization senilai US$336 juta oleh PT Hutama Karya dengan ICBC, MUFG, PT Bank Permata Tbk, dan PT SMI.

5. Kredit sindikasi US$684 juta dan CDS loan US$388 juta kepada Hutama Karya dari Bank Mandiri, BRI, BNI, CIMB Niaga, dan PT SMI.

Penandatanganan disaksikan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso.