IPO, Garudafood dan Duck King Cari Modal Tembus Pasar Dunia

Listing Garuda Food.
Sumber :
  • M Yudha Prasstya.

VIVA – Produsen makanan ringan, PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk, berkode saham GOOD, resmi melantai di Bursa Efek Indonesia, usai mencatatkan saham perdana melalui Initial Public Offering atau IPO dan menjadi emiten ke-44 di tahun ini.

Direktur Utama Garudafood, Hardianto Atmadja berharap, IPO ini bisa memperkuat modal kerja perseroan, demi ekspansi bisnis yang merupakan strategi perusahaan jangka panjang.

"Terima kasih atas dukungan dan kerja sama pemerintah, regulator, penjamin pelaksana emisi dan profesi, serta lembaga penunjang pasar modal Indonesia, mitra bisnis, dan para investor yang telah mewujudkan mimpi Garudafood menjadi perusahaan publik,” kata Hardianto di Gedung BEI Jakarta, Rabu 10 Oktober 2018.

Garudafood menerbitkan saham baru sebanyak 762,84 juta, termasuk saham yang diterbitkan kepada Pelican Company Ltd., sebanyak 727,84 juta saham dalam rangka pelaksanaan konversi Mandatory Convertible Bond (MCB).

Selain itu, Garudafood juga mengadakan Program Alokasi Saham Karyawan (Employee Stock Allocation/ESA), sebanyak-banyaknya 2,8 juta saham.  

"IPO ini akan menjadi momentum positif untuk terus tumbuh secara berkelanjutan dengan mengoptimalkan peluang pasar yang begitu besar, baik di Indonesia maupun ASEAN. IPO juga akan membawa standar baru dalam tata kelola perusahaan yang baik yang menjadi kebutuhan perusahaan modern," ungkapnya.

Selain Garudafood, PT Jaya Bersama Indo Tbk (berkode saham DUCK) yang membawahi perusahaan restoran bebek The Duck King, juga resmi melantai di bursa melalui pencatatan saham perdana atau IPO dan menjadi emiten ke-43 tahun ini.

Saat ditanya mengenai alokasi dana hasil IPO, Direktur Jaya Bersama Indo, Dewi Tio mengatakan, pihaknya akan mengalokasikan mayoritas dana untuk ekspansi bisnis dan membuka gerai ke sejumlah kota besar di Indonesia, seperti misalnya Jawa, Bali, Sulawesi, dan Kalimantan.

Selain itu, beberapa pasar di kawasan Asia Tenggara yang juga akan diekspansi perseroan misalnya adalah Vietnam, Kamboja, dan Myanmar.

“Sesuai dengan prospektus, perseroan akan mengalokasikan sebesar 80 persen dana hasil IPO untuk ekspansi bisnis, membuka gerai baru, dan merenovasi gerai yang ada. Sedangkan 20 persen sisanya, untuk modal kerja,” kata Dewi di tempat yang sama.

Dewi menjelaskan, saat ini, perusahaan memiliki tiga merek utama, yaitu The Duck King, Fook Yew, dan Panda Bowl, serta tujuh sub-merek dari The Duck King lainnya.

"Itu semua untuk menangkap permintaan di segmen konsumen kelas menengah yang sedang tumbuh di Indonesia," ujarnya.

Dalam IPO ini, PT Jaya Bersama Indo juga mengadakan program ESA, dengan mengalokasikan 0,006 persen dari jumlah penerbitan saham yang ditawarkan atau sebanyak 30 ribu saham.

Selain itu, perseroan juga menerbitkan opsi saham untuk program Management and Employee Stock Ownership Program (MESOP) sebanyak-banyaknya 10 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO, atau sebanyak-banyaknya 128.333.000 lembar saham.