Kilang Minyak Pertamina Sering Mati, Impor Produk BBM Meningkat
- VIVA/Muhamad Solihin
VIVA – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arcandra Tahar, mengungkapkan, kementerian tengah menyiapkan strategi baru untuk meminimalisasi terjadinya unplanned shutdown kilang PT Pertamina.
Menurut dia, matinya kilang minyak yang tidak diduga tersebut membuat impor produk bahan bakar minyak (BBM) justru lebih besar ketimbang impor minyak mentah. Ia menjelaskan, pada Juni dan Juli adalah periode seringnya terjadi unplanned shutdown di kilang Pertamina.
"Ada beberapa kilang terjadi unplaned shutdown bulan Juni dan Juli sehingga mengakibatkan impor produk kita lebih banyak daripada impor crude (minyak mentah)," ujar Arcandra di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa 9 Oktober 2018.
Ia melanjutkan, kementerian telah melakukan pembahasan terkait upaya yang akan dilakukan, sehingga mampu memperkecil kemungkinan unplanned shutdown. Selain menambah peralatan maintenance Pertamina, dia menjelaskan, ada strategi baru yang akan diterapkan ke depan.
"Strateginya lebih kepada predictive maintenance, kalau yang sebelumnya (dipakai) itu preventive maintenance," ujarnya.
Ia melanjutkan, predictive maintenance sudah diterapkan di banyak kilang kelas dunia yang diyakini membuat keandalan kilang terjaga. Pertamina saat ini disebut sedang mengarah kepada sistem baru tersebut dengan memetakan sejumlah elemen, baik itu sumber daya manusia hingga teknologi yang diperlukan.
"Predictive ini nanti yang disiapkan adalah bagaimana human resource-nya, teknologi apa, sistemnya. Tentunya akan ada penambahan karyawan baru di Pertamina, kalau teknologi ini sedang dievaluasi, sistem dievaluasi, ini sedang kita bahas," katanya.
Meski begitu, Arcandra enggan membeberkan berapa besaran impor produk BBM yang disebut meningkat tersebut. Ia hanya menjelaskan pengelolaan atau maintenance kilang Pertamina harus ditingkatkan.
"Unplanned shutdown itu ada di beberapa kilang, Dumai, sama Plaju, RU III, jumlahnya (hingga saat ini) sebetulnya lebih kecil dari (total) tahun lalu," ujarnya.