Oktober 2018, Menko Darmin Pastikan B20 Berjalan Penuh

Pekerja melakukan proses pengisian Biodiesel 20 Persen (B20) ke truk tanki di TBBM Kabil, Batam, Kepulauan Riau
Sumber :
  • ANTARA FOTO/M N Kanwa

VIVA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution memastikan, implementasi kebijakan mandatori perluasan penggunaan Biodisel 20 persen atau B20 akan bisa terealisasi secara penuh pada bulan ini.

Hal itu ditegaskannya, setelah kebijakan ini terus menemui kendala akibat dari persoalan yang dipicu oleh lamanya pasokan maupun distribusi minyak kelapa sawit atau fatty acid methyl ester (fame), setelah diluncurkan pada September 2018 lalu.

"Jadi, yang namanya B20 itu jalan, walaupun belum optimum jalannya. Kita bisa mengukurnya sangat mudah. Berapa banyak B0, masih karena tidak datang fame-nya, karena terlambat macam-macam," tuturnya, saat ditemui di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat 5 Oktober 2018.

"Tetapi, dia dengan cepat turun B0-nya, sehingga sih kita berharap bulan ke dua ini itu akan berjalan penuh," tambah dia.

Dengan begitu, Darmin meyakini, melalui kebijakan mandatori tersebut, pemerintah masih dapat menghemat devisa untuk mengimpor komoditas migas hingga mencapai US$2,5 miliar sampai akhir tahun ini.

Hal ini, karena realisasi program kebijakan B20 hingga saat ini masih mencapai 81 persen akibat dari hambatan-hambatan di rantai pasokan maupun produksi fame yang terus terjadi setelah kebijakan tersebut resmi diluncurkan.

"Dari September, itu empat bulan ini kita berharap, kita perkirakan antar US$2 sampai US$2,5 miliar dolar penghematan," ungkapnya.