Menkeu Ingatkan Pemda Jangan Ada Aset Negara yang Menganggur
- Daru Waskita/ VIVA.co.id.
VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa aset yang termasuk dalam Barang Milik Negara (BMN) harus bisa dikelola dengan baik. Tanpa pengelolaan yang baik, aset yang dimiliki tidak dapat memberikan nilai tambah, melainkan hanya menjadi monumen yang tidak bermanfaat.
“Di negara maju, tidak ada uang, barang, dan modal yang menganggur, semuanya dipaksa bekerja keras untuk menghasilkan nilai. Kita harus bisa seperti itu, jangan sampai ada satu barang pun yang dibiarkan begitu saja,” kata Ani panggilan akrab Sri, Yogyakarta, Selasa 25 September 2018.
Ani mengaku telah menyiapkan strategi optimalisasi manajemen barang milik negara dalam pengelolaan kebijakan fiskal. Kementerian Keuangan pun menerima mandat dari undang-undang untuk memastikan bahwa setiap rupiah yang dibelanjakan menjadi barang harus diadministrasikan dan didayagunakan secara maksimal.
Meski demikian, tidak jarang ia menemukan infrastruktur yang telah dibangun oleh instansi tertentu dengan uang negara akhirnya justru tidak terpakai secara maksimal. Karena, ada ketidaksinkronan antara instansi yang membangun dengan pemerintah daerah yang diberikan wewenang untuk mengelolanya.
“Itu sering terjadi di beberapa daerah. Makanya proses perencanaan menjadi penting,” katanya.
Dari total kekayaan negara, sekitar 38 persen di antaranya berupa BMN, atau senilai Rp2.034,8 triliun. Jumlah ini merupakan nilai di 2017, tidak termasuk hasil revaluasi 2017. Dari segi komposisinya, Ani memaparkan, dalam beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan yang signifikan pada jumlah BMN yang berupa peralatan mesin dan infrastruktur.
Pengelolaan BMN, ujarnya, menjadi hal yang penting karena mencerminkan bagaimana sebuah negara mampu merencanakan serta mengeksekusi pembangunan dengan baik. Semakin maju suatu negara, pasti semakin baik dalam mengelola aset negara.
“Kualitas pengelolaan yang baik mencerminkan peradaban bangsa yang menghargai apa yang telah dia bangun sendiri, tiap rupiah digunakan untuk mewariskan sesuatu kepada generasi yang akan datang,” jelasnya.
Ia pun mengajak kalangan akademisi UGM untuk membantu pemerintah dengan membangun karakter yang baik pada generasi mendatang di dalam pengelolaan negara.
“Perjalanan sudah cukup spektakuler, tapi masih banyak yang harus dilakukan. Mari kita benahi aset negara untuk masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang,” katanya.