Menteri Susi Ingin Pengusaha Perikanan Nasional Gencar Ekspor ke AS

Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA – Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mengimbau, para pengusaha sektor perikanan memanfaatkan perang perdagangan yang terjadi antara Amerika Serikat dengan China. Salah satunya adalah dengan giat mendorong produksi dan ekspor keluar negeri.

Dia menjelaskan, perang perdagangan tersebut yang menyebabkan China terkena tarif senilai US$200 miliar, menjadikan industri perikanan China kesulitan untuk memasok ikan hasil tangkapannya ke AS. Sehingga hal tersebut menjadi peluang besar bagi Indonesia masuk ke pasar AS.

"Jadi imbauan saya segera saja, bangun, kerja, kerja, berproduksi, ekspor yang besar, berproduksi. Istilahnya dikasih kesempatan untuk lari. Kalau dikasih sepatu ya lari. Karena, yang lain dikasih beban kita enggak," tutur dia di kantornya, Jumat 21 September 2018.

Meski begitu, dia mengingatkan, kondisi tersebut jangan sampai dimanfaatkan para pengusaha untuk kembali melakukan transshipment. Sebab menurutnya, dengan adanya momentum tersebut, China akan kembali berpotensi untuk memasok produksi perikanannya ke Indonesia untuk kemudian meminjam nama perusahaan Indonesia agar dapat dikirimkan ke AS.

"Seperti 2004, beberapa pengusaha kita melakukan praktik transshipment, barang dari China dikirim ke kita buat dimasukkan ke sana, dan diancam embargo kita jadinya sama AS," ujarnya.

"Kita mengakui, akhirnya tak jadi diembargo. Tidak mungkin tidak ketahuan itu, dia ngecek DNA-nya. Memakai investigasi, DNA 3000 ton ikan di kapal itu dicek DNA nya," kata Susi.

Menurutnya, Indonesia seharusnya memiliki potensi besar untuk memasok produksinya ke AS. Karena biaya tarif masuk perikanan Indonesia lebih rendah dari negara-negara lainnya. 

Sehingga, menurut dia, perang perdagangan ini menguntungkan sektor perikanan Indonesia.

"Harusnya pengusaha eksportir segera konsolidasi. Ini kesempatan besar untuk bersaing dengan naga-naga besar seperti China, Thailand, dan Vietnam. Kalau tidak dipakai sayang," ujar dia.