Menkeu Tegaskan Asumsi Nilai Tukar Rupiah di RAPBN 2019 Akan Berubah
- ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberi sinyal untuk melakukan perubahan terhadap salah satu indikator yang dipatok dalam asumsi makro, yaitu nilai tukar rupiah terhadap dolar.
Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2019, nilai tukar rupiah dipatok Rp14.400.
Sinyal perubahan tersebut dikemukakan Sri, saat melakukan rapat kerja dengan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat serta Menteri PPN/Kepala Bappenas, Menteri Hukum dan HAM serta Gubernur Bank Indonesia terkait pembahasan RUU tentang APBN Tahun Anggaran 2019.
Menurut Sri, perubahan tersebut perlu dilakukan lantaran gejolak nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, terus terjadi hingga saat ini, di mana nilai tukar rupiah dikatakannya saat ini berada di atas range yang dipatok dalam asumsi makro.
"Kondisi hari ini sudah di atas Rp14.400, harus kami waspadai bagaimana kondisi ke depannya. Mungkin, akan jadi tingkat nilai tukar yang perlu kami bahas bersama. Kami akan bahas bersama Gubernur BI bagaimana indikator nilai tukar yang aman untuk tahun depan," kata dia di ruang rapat Banggar, Jakarta, Selasa 4 September 2018.
Menurut dia, untuk menentukan range nilai tukar rupiah di RAPBN 2019, memang tidak lagi menjadi hal yang mudah. Sebab, gejolak ekonomi global yang dipicu berbagai faktor eksternal terus memengaruhi pemberatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"Terus terang dalam kondisi hari ini, menetapkan nilai tukar rupiah merupakan hal yang tidak mudah. Waktu itu sudah disepakati range maksimum Rp14 ribu dan kami mengubahnya jadi Rp14.400 saat menyelesaikan nota keuangan pada Juli 2018. Kondisi hari ini saat sudah di atas itu," tuturnya.
Untuk itu, lanjut dia, pemerintah akan berkoordinasi dengan Bank Indonesia untuk melihat proyeksi nilai tukar rupiah terhadap dolar di tahun depan. Hal ini perlu dilakukan supaya APBN pada 2019, dapat tetap sehat dan mampu menunjang perekonomian domestik.
"Kami memperkirakan Rp14.400 yang kita gunakan dengan kondisi prediksi tahun depan mungkin akan menjadi tingkat yang perlu kita bahas bersama. Tentu, kami akan berikan nanti BI sampaikan pandangan dan pertimbangannya terkait nilai kurs yang cukup aman, agar kita bisa wadahi dalam mengelola APBN 2019," ungkapnya. (asp)