Chatib Basri: Naikkan BBM Cara Ampuh Jinakkan Pelemahan Rupiah
- Chandra Gian Asmara/VIVA.co.id
VIVA – Nilai tukar rupiah melemah ke level terendahnya dalam tiga tahun terakhir dan mendekati level terendah saat krisis moneter 1998. Bahkan, hingga hari ini rupiah masih bertengger di level Rp14.800 per dolar AS.
Pengamat Ekonomi dari Universitas Indonesia, Chatib Basri mengatakan, terus lemahnya rupiah terhadap dolar AS saat ini, tak jauh berbeda dari faktor yang terjadi sejak 2013 lalu.
Menurut dia, terpengaruhnya rupiah saat ini tidak lain, karena ekonomi Indonesia yang masih mengalami defisit terhadap neraca transaksi berjalan. Dan, salah satu sumber terbesarnya adalah dari defisit neraca minyak dan gas.
Untuk itu, merujuk pada hal yang sama, maka sebaiknya pemerintah bisa mengatasi jangka pendek masalah tersebut dengan cara mengurangi permintaan atas bahan bakar minyak (BBM).
"2013, kita pernah alami seperti sekarang ini (pelemahan rupiah), dan itu bisa stabil kalau BBM dinaikkan," tegas Chatib saat dihubungi VIVA, Selasa 4 September 2018.
Ia mengungkapkan, langkah menaikkan BBM tak lain, karena harga BBM lokal dan internasional jaraknya sudah terlalu jauh, sehingga ada peluang terjadinya penyeludupan dan buat volume impor terus meningkat.
"Kalau tak segara naik, ada penyelundupan dan buat volume naik terus, defisit migas naik terus, sehingga akhirnya rupiah akan terus melemah," ujarnya.
Sementara itu, dengan naiknya BBM terhadap dampak turunnya daya beli, mantan Menteri Keuangan era SBY ini menilai tak berdampak signifikan dan kebijakan tersebut juga buat rupiah bisa kembali stabil. (asp)