Strategi Pengembang Tetap Untung di Tengah Perkasanya Dolar AS
- Kementerian PUPR.
VIVA – Anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, yang mendekat level Rp15.000, turut menjadi perhatian bagi sektor properti.
Dalam menjalankan bisnisnya, para pengusaha properti bisa mendorong penguatan nilai tukar rupiah melalui gencarnya pembangunan rumah dengan bahan baku yang bersumber dari lokal.
Ketua Kehormatan Real Estat Indonesia (REI) Lukman Purnomosidi mengatakan, untuk mendorong devisa, pembangunan rumah subsidi adalah pilihan yang tepat dalam mengembangkan bisnis. Sebab, rumah subsidi cenderung tidak memerlukan barang modal atau bahan baku yang berasal dari impor.
"Kami berpendapat, kalau bicara dolar AS, maka bicara meningkatkan ekspor dan mendorong devisa. Pembangunan rumah subsidi ini zero devisa, almost 100 persen lokal konten," kata Lukman dalam sebuah acara diskusi di Hotel Ambhara, Jakarta, Selasa 4 September 2018
Apalagi, sambung dia, pembangunan rumah subsidi ini menyebar. Sehingga, dampak ekonomi Indonesia pun akan semakin merata.
Tak hanya itu, lanjut dia, pangsa pasar dari rumah subsidi juga sangat besar. Di mana, di setiap kabupaten maupun kota memiliki pegawai negeri sipil. Selain itu, anggota Kepolisian hingga pegawai rumah sakit di daerah bisa jadi pasar yang baik.
"Ini semua target grup kami bersama," kata Presiden Direktur Eureka Group tersebut.
Ia melanjutkan, pembangunan rumah subsidi merupakan modal yang kuat untuk menjalankan bisnis properti.
"Jadi, ini demand-nya banyak sebenarnya, bisa dilakukan setiap kecamatan 100 unit rumah. Jadi, ini modal yang kuat. Perumahan subsidi ini quick start," tuturnya. (asp)