Sri Mulyani Senang Pendapatan Bea Cukai Bersinar di Juli 2018
- ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, penerimaan negara dari sisi kepabeanan dan cukai hingga Juli 2018 atau semester I 2018 bersinar terang. Artinya penerimaan negara disektor tersebut mengalami peningkatan yang signifikan.
Dia mengatakan, realisasi total penerimaan kepabeanan dan cukai saat ini telah mencapai Rp92,88 triliun. Adapun pertumbuhannya mencapai 16,39 persen, merupakan pertumbuhan tertinggi sejak 2015.
"Bea Cukai tahun ini performanya sampai dengan semester I adalah mengumpulkan Rp92,9 triliun atau 47,9 persen dari target APBN. Jadi bea cukai tahun ini bersinar terang," ujar dia di Gedung Direktorat Jendral Pajak, Selasa 14 Agustus 2018.
Direktur Jendral Bea dan Cukai Heru Pambudi menjelaskan, tingginya penerimaan tersebut tidak terlepas dari meningkatnya aktivitas ekspor-impor dan perdagangan global yang pulih. Hal itu ditandai dengan membaiknya harga komoditas.
"Ini juga disebabkan karena adanya kombinasi antara pelayanan yang baik kepada perusahaan yang patuh dan sebaliknya, penertiban dengan perusahan risiko tinggi," tutur Heru.
Dia merincikan, untuk penerimaan dari sisi Bea Masuk telah mencapai 59,99 persen atau tumbuh 14,61 persen. Aktivitas impor yang meningkat sebesar 8,58 persen ditambah dampak positif program PIBT (penertiban impor beresiko tinggi) menjadi faktor pendorong tumbuhnya penerimaan BM meskipun masih dibayangi utilisasi FTA (Free Trade Agreement) yang terus tumbuh Kinerja BK yang hingga bulan Juli tumbuh 98,95 persen.
Adapun untuk penerimaan cukai, telah mencapai 43,47 persen atau meningkat 14,21 persen. Di mana cukai hasi tembakau atau CHT menjadi sektor penyumbang paling dominan dengan pertumbuhan mencapai 13,87 persen.
"Untuk sektor cukai bersama dengan Dirjen Pajak kami melakukan penertiban terhadap rokok ilegal. Ini jadi menambah penerimana cukai rokok. Dari mereka yang enggak bayar jadi dimasukin rorkok-rokok legal," ungkapnya.
Sementara itu, dari sisi penerimaan Bea Keluar telah mencapai 130,41 persen dengan pertumbuhan mencapai 98,95 persen dan menjadikannya sebagai penerimaan dengan pertumbuhan tertinggi.
"Ekspor komoditas minerba yang tumbuh 172 persen menjadi faktor utama pendorong kinerja BK (Bea Keluar). Harga komoditas mineral dan permintaan mitra dagang utama, menjadi faktor pendorong pertumbuhan minerba," ujar dia.