Puluhan Triliun Duit Rakyat Habis untuk Berobat karena Polusi Udara
- VIVAnews/Fernando Randy
VIVA – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menegaskan, peralihan penggunaan bahan bakar dari Euro 2 ke Euro 4 adalah sebuah keharusan. Indonesia diketahui, saat ini masih menggunakan bahan bakar Euro 2, yang kadar sulfurnya yang lebih tinggi, sehingga menyebabkan polusi udara.
Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK, Karliansyah mengatakan, pihaknya telah melakukan kajian bersama, terkait dampak polusi atau pencemaran udara kepada kesehatan pada 2011-2012 lalu.
"Hasilnya diperoleh, Rp38,5 triliun uang masyarakat itu habis untuk biaya perobatan akibat pencemaran udara. Terkait udara tidak sehat," ujar Karliansyah di Gedung Kominfo, Jakarta, Kamis 9 Agustus 2018.
Karliansyah mengatakan, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya kemudian menerbitkan Peraturan Menteri LHK 20/2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang. Dengan harapan, nilai tersebut bisa berkurang.
“Dengan adanya aturan itu, diprediksikan akan terjadi perubahan kandungan udara, menjadi lebih baik," katanya.
Ia melanjutkan, berdasarkan data KLHK yang membandingkan Euro 2 atau Euro 4 ditemukan bahwa Euro 4 akan menurunkan lebih dari separuh atau 55 persen kandungan karbon monoksida (CO) di udara, nitrogen oksida (Nox) 68 persen, dan hydro carbon (HC) 60 persen.
Lebih lanjut, menurutnya, dengan kondisi tersebut, hak masyarakat akan lebih bisa dipenuhi karena udara makin bersih. Bagi kendaraan berbahan bakar premium, aturan tersebut juga akan diberlakukan mulai 7 Oktober 2018.
"Sedangkan bagi kendaraan berbahan bakar diesel, akan diberlakukan pada 2021,” tuturnya.
Namun, bagi kendaraan baru dan yang tengah dalam proses produksi, Karliansyah menegaskan, harus langsung bisa mengaplikasikan aturan penggunaan bahan bakar Euro 4 tersebut. (asp)