Siapkan Investasi Rp1.276 T, Chevron Tetap Ingin Kelola Blok Rokan

Stasiun pengisian bahan bakar Chevron
Sumber :
  • REUTERS/Mike Blake

VIVA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan bertemu dengan Managing Director Chevron, Chuck Taylor di kantor Kementerian Kemaritiman pada hari ini, Selasa 24 Juli 2018.

Pimpinan Chevron itu pun menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi pengelola Blok Rokan, setelah kontraknya berakhir pada 2021 mendatang. Saat ini, memang diketahui, Pertamina dan Chevron saling bersaing untuk menjadi pengelola blok tersebut.

"Sah-sah saja kan, kalau Chevron maju. Mungkin (juga) bisa join sama Pertamina," kata Luhut di kantornya, Selasa.

Luhut pun menjelaskan, Chevron menawarkan teknologi yang bisa meningkatkan kapasitas cadangan ke level 1,2 miliar barel dengan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR).

Tak hanya itu, Chevron juga disebut akan menginvestasikan sebesar US$88 miliar selama 20 tahun setelah 2021. Jika dikalkukasikan, angka itu setara dengan Rp1.276 triliun (dengan asumsi kurs Rp14.500 per dolar AS).

"Dia investasi (10 tahun) pertama US$33 miliar, (10 tahun) kedua US$55 miliar," ujar Luhut.

Ia melanjutkan, dengan investasi tahap pertama sebesar US$33 miliar, maka asumsi produksi yang akan didapatkan di kisaran 500 juta barel sementara itu untuk tahap kedua dengan investasi US$55 miliar akan diproduksi 700 juta barel.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menunggu kelengkapan proposal dari PT Pertamina untuk pengajuan pengelolaan Blok Rokan di Riau. Sebab, dalam waktu dekat pemerintah akan memutuskan pemenang lelang dari blok Rokan yang akan berakhir kontraknya pada 2021 mendatang.

Di sisi lain, PT Chevron pun sudah mengajukan proposal finalnya ke pemerintah, termasuk di dalamnya adalah signature bonus dan komitmen investasi pasti di blok tersebut setelah berakhir kontraknya pada 2021 mendatang.