Ramadan, Dorong Penjualan Eceran Mei Meroket
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA – Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia mengindikasikan penjualan eceran Mei 2018 meningkat secara tahunan. Tercatat, pada Mei 2018, penjualan eceran tumbuh 8,3 persen secara year on year atau meningkat signifikan dari 4,1 persen pada April 2018. Kondisi itu didorong tingginya permintaan pada bulan Ramadan.
Mengutip dari laporan survei tersebut, meningkatnya kinerja penjualan pada Mei 2018, bersumber dari komoditas sandang yang tumbuh sebesar 16,5 persen, atau meningkat dibandingkan April 2018 sebesar 10,0 persen (yoy).
"Peningkatan penjualan juga terjadi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau yang tumbuh sebesar 11,3 persen, meningkat dari 7,7 persen (yoy) pada bulan sebelumnya," tulis laporan survei tersebut.
Penjualan eceran diperkirakan BI juga akan kembali tumbuh pada Juni 2018. Penjualan eceran Juni 2018 diperkirakan meningkat sebesar 6,8 persen (yoy) seiring dengan masih tingginya permintaan yang didorong oleh faktor musiman Ramadan dan Idul Fitri.
"Meski peningkatan penjualan diindikasi tidak setinggi bulan sebelumnya, namun peningkatan penjualan ritel pada Juni 2018 tersebut lebih tinggi jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya," ungkapnya.
Adapun peningkatan kinerja penjualan tersebut bersumber dari kelompok bahan bakar kendaraan bermotor yang tumbuh sebesar 15,1 persen atau meningkat dibandingkan catatan Mei yang sebesar 9,3 persen (yoy).
"Peningkatan juga terjadi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau yang tumbuh sebesar 13,1 persen, lebih tinggi dibandingkan 11,3 persen (yoy) pada Mei 2018," paparnya.
Sementara itu, pada kuartal II-2018, penjualan eceran diperkirakan juga meningkat secara tahunan. Hasil Survei Penjualan Eceran mengindikasikan penjualan ritel kuartal II-2018 tumbuh 6,4 persen, meningkat dibandingkan kuartal I-2018 yang sebesar 0,7 persen (yoy) dan 4,9 persen (yoy) pada kuartal II-2017.
Hasil survei juga mengindikasikan adanya penurunan tekanan harga di tingkat pedagang eceran dalam tiga bulan mendatang atau pada Agustus 2018.
Indikasi tersebut tercermin dari penurunan Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) tiga bulan yang akan datang menjadi 152 dari 153,7 pada bulan sebelumnya.