Tinjau MRT, Menteri Darmin Teringat Masa Sekolah di Paris
- VIVA/Fikri Halim
VIVA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution meninjau pembangunan proyek Mass Rapid Transit atau MRT di Stasiun Senayan, Jakarta, pada Senin 11 Juni 2018. Dia disambut oleh Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar.
Darmin sempat menelusuri jalur MRT bawah tanah mengenakan alat pelindung diri (APD) dengan lengkap. Usai menelusuri terowongan MRT, Darmin memgaku teringat masa sekolah di Paris, Perancis.
”Saya itu sekolahnya, tahu di mana? Saya di Paris. Di Paris itu tiap hari naik beginian (MRT) ini. Saya waktu masuk tadi ini, kesan saya, ini didesain dengan baik, dengan apik dan lapang. Kesan pertama itu, apik, modern, lapang," katanya.
Masyarakat Jakarta, katanya, sudah seharusnya memulai kebiasaan hidup yang modern. Dengan moda transportasi itu, Darmin yakin masyarakat Jakarta akan lebih tepat waktu sampai ke pusat kota.
Penggunaan moda transportasi publik seperti MRT, dia mengingatkan, relatif lebih tepat waktu dibandingkan dengan mobil pribadi, karena mesti terjebak kemacetan. Dia menjamin, dengan MRT, perkiraan tiba di tempat tujuan lebih presisi meski jarak tempuh hingga 20 kilometer.
MRT ubah kebiasaan
Dengan MRT itu, artinya kebiasaan masyarakat untuk mencari rumah dan apartemen akan mulai mendekat ke stasiun. Selain itu, masyarakat akan lebih mengenal daerah berdasarkan nama stasiunnya. Kebiasaan terlambat bagi pekerja di Jakarta bukan lagi menjadi alasan.
Dia meyakini, kalau MRT itu sudah dioperasikan dan masyarakat mulai menggunakannya secara massal, tentu saja akan mengubah banyak kebiasaan. Misalnya, sekarang terlambat setengah jam tiba di kantor dianggap wajar; terlambat satu jam barulah benar-benar telat.
Kelak, katanya, kalau MRT itu sudah difungsikan, tak akan ada lagi kata terlambat, bahkan sampai setengah jam. “Satu menit enggak akan terlambat dan itu pelan-pelan akan memengaruhi orang lain, tentu tidak langsung," ujarnya.