Ketua KEIN Yakin Indonesia Lahirkan Banyak Pengusaha Muda
- VIVA/Nur Faishal
VIVA – Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional atau KEIN, Soetrisno Bachir, berharap kian bertumbuhnya banyak wirausahawan atau pengusaha. Itu akan menjadi pendorong bagi kesejahteraan nasional dan kemajuan ekonomi Indonesia di masa akan datang.
"Kita ini bisa jadi negara maju dan besar kayak Amerika, tapi syaratnya satu, harus banyak pengusahanya. Karena merekalah yang akan jadi lokomotif perubahan masyarakatnya," kata Soetrisno di kampus Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Surabaya, Jawa Timur, pada Selasa, 22 Mei 2018.
Soetrisno melihat, Indonesia sebetulnya berpeluang besar menciptakan banyak pengusaha. Negeri ini memiliki potensi yang tidak dimiliki oleh negara lain, misalnya, China. "Menjadi pengusaha di Indonesia, itu lebih memiliki kesempatan sukses dibandingkan dengan menjadi pengusaha di China, Jepang, Korea, Bangladesh, atau di India," tuturnya.
"Karena," katanya, "Mereka (di luar Indonesia) tidak mempunyai alam yang subur, tidak punya geografi strategis seperti kita. Nah, kita punya semuanya. Alamnya subur, pasarnya manusia (penduduk)-nya banyak, dan geografi Indonesia berada di persimpangan (perlintasan) perdagangan dunia".
Sayangnya, peluang dan kesempatan besar itu tidak termanfaatkan dengan baik, sehingga jumlah pengusaha di Indonesia lebih sedikit dibandingkan dengan negara-negara disebut di atas. Indonesia hanya memiliki tiga persen pengusaha dari total jumlah penduduk. Bandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia, yang jumlah pengusahanya lima persen dari total penduduknya.
Minimnya minat pemuda Indonesia terjun di dunia wirausaha karena, kata Soetrisno, selama ini terpengaruh budaya dan pola pikir konsumtif, bukan produktif. "Tapi melihat antusiasme mahasiswa Unair di acara kuliah umum yang jumlahnya lebih dari 500 orang ini, saya optimis ke depan akan banyak muncul pengusaha-pengusaha baru yang andal," katanya.
Lantas, bagaimana cara bisa menjadi pengusaha sukses? Soetrisno berbagi tips. "Jadi pengusaha itu harus bangkrut berkali-kali. Bukan orang gagal langsung lemas, itu salah. Saya itu bangkrut berpuluh-puluh kali," ujar pengusaha asal Pekalongan itu. (webtorial)