Capaian Kinerja Agus Marto Selama Pimpin Bank Indonesia
- REUTERS/Willy Kurniawan
VIVA – Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, memaparkan kinerjanya selama lima tahun terakhir memimpin bank sentral di depan Komisi XI DPR RI. Rapat ini menjadi rapat terakhir Agus sebelum serah terima jabatan dengan gubernur BI yang baru.
Dia menjabarkan, pada 2013, tepatnya pada Mei, Agus mengucap sumpah jabatan sebagai gubernur Bank Indonesia.
"Perjalanan tugas kami diawali dengan suatu kondisi perekonomian yang cukup sulit," kata Agus di ruang rapat Komisi XI, Senayan, Jakarta, Selasa 22 Mei 2018.
Pada awal menjabat itu, Agus mengatakan, Bank Sentral AS, The Fed, memberikan sinyal mengurangi stimulus moneter. Sejak 2009 hingga 2013, The Fed memberikan isu quantitative easing yang memberikan kelonggaran suku bunga.
"Kelonggaran bunga 0-0,5 persen sampai dilakukan taper tantrum," kata dia.
Agus melanjutkan, pada 2013 itu diiringi dengan ketidakpastian yang tinggi, saat inflasi Indonesia juga menjadi yang tertinggi di negara kawasan. Selanjutnya, pada 2014 terjadi pelebaran neraca transaksi berjalan. Namun, Indonesia mulai berangsur pulih pada 2014.
"Kita masuk negara fragile five (lima) di tahun 2013 itu. Tapi langsung di 2014 kita berhasil keluar dari fragile five," kata dia.
Agus melanjutkan, dia telah melakukan berbagai perubahan selama memimpin BI dari sisi teknologi seperti bantuan sosial non tunai, elektronifikasi pembayaran di jalan tol, hingga peluncuran Gerbang Pembayaran Nasional sebagai sistem interconnected dan interoperated yang dimiliki oleh RI.
Selain itu, selama masa Agus memimpin, intensif mengembangkan keuangan syariah untuk menjadikannya sistem ekonomi yang lebih inklusif.
"Komite Nasional Keuangan Syariah, Pak Presiden bersedia menjadi ketua. Peran BI agar keuangan syariah itu BI banyak sekali berperan. Kami gandeng mulai dari MUI hingga pesantren, dan kami sempat gelar Shari’a Economic Festival di Surabaya," tuturnya.