BI: Defisit Perdagangan karena Peningkatan Ekonomi Domestik
- REUTERS/Garry Lotulung
VIVA – Bank Indonesia menyatakan, neraca perdagangan Indonesia yang mengalami defisit sebesar 1,63 miliar dolar Amerika Serikat pada April 2018, seiring dengan peningkatan aktivitas ekonomi domestik.
Secara kumulatif Januari-April 2018, neraca perdagangan Indonesia itu juga tercatat defisit 1,31 miliar dolar.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Agusman mengatakan bahwa defisitnya neraca perdagangan, terutama didorong oleh kenaikan impor barang modal dan bahan baku. Termasuk, di dalamnya, mesin, dan peralatan listrik, besi dan baja, serealia, ampas/sisa industri makanan, serta kapal terbang dan bagiannya.
"Peningkatan impor tersebut tidak terlepas dari kegiatan produksi dan investasi yang terus meningkat sejalan dengan berlanjutnya perbaikan ekonomi domestik," kata Agusman dikutip dalam keterangan resminya di Jakarta pada Selasa 15 Mei 2018.
Bank Indonesia memandang defisit neraca perdagangan April 2018 tidak terlepas dari peningkatan kegiatan produksi dan investasi, sejalan dengan membaiknya prospek perekonomian domestik.
Bank Indonesia meyakini kinerja neraca perdagangan akan membaik seiring berlanjutnya pemulihan ekonomi dunia dan harga komoditas global yang tetap tinggi.
"Prakiraan ini pada gilirannya akan mendukung prospek pertumbuhan ekonomi dan ketahanan neraca transaksi berjalan," katanya.
Dia menjabarkan, ekspor nonmigas tercatat yang tercatat sebesar 13,28 miliar dolar atau turun 0,97 miliar dolar dari bulan sebelumnya. Penurunan itu terutama, karena turunnya ekspor bahan bakar mineral, lemak, dan minyak hewani/nabati, perhiasan/permata, bijih, kerak, dan abu logam, serta besi dan baja.
"Secara kumulatif Januari-April 2018, neraca perdagangan nonmigas masih mencatat surplus, yakni 2,50 miliar dolar AS," katanya.
Sedangkan neraca perdagangan migas yang mencatat peningkatan defisit dipengaruhi menurunnya ekspor migas, di tengah meningkatnya impor migas.
Defisit neraca perdagangan migas April 2018 diketahui tercatat 1,13 miliar dolar atau naik dari 0,9 miliar dolar pada Maret 2018.
"Perkembangan ini dipengaruhi oleh ekspor migas yang turun 0,15 miliar dolar AS (month to month), terutama ekspor minyak mentah," ujarnya.
Sementara itu, impor migas yang naik sebesar 0,08 miliar dolar (month to month), terutama bersumber dari impor hasil minyak dan gas.