BI Akui Pelemahan Rupiah Tak Sejalan Fundamental Ekonomi RI

Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside

VIVA – Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo mengaku, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terjadi beberapa hari belakang dan mencapai Rp14 ribu sudah jauh atau tidak lagi sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia.

Karenanya, kata dia Bank Indonesia akan memberikan respons secara tegas dan memprioritaskan kebijakan moneter agar stabilitas ekonomi Indonesia dapat kembali tercapai.

"Melemahnya rupiah sudah tidak lagi sejalan dengan kondisi fundamental ekonomi Indonesia. Terkait hal itu, BI akan merespons secara tegas dan memprioritaskan kebijakan moneter untuk terjaganya stabilitas di Indonesia," ucap Agus di Gedung Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Jumat 11 Mei 2018.

Dia mengatakan, keputusan tersebut akan dibahas dan ditentukan dalam Rapat Dewan Gubernur BI pada 16-17 Mei 2018 mendatang. Dan diharapkan, keputusan tersebut bisa mengimbangi kondisi normal baru yang tengah dialami perekonomian global.

"Dan ketika kita ambil bauran kebijakan itu, kita yakin akan sinergis dengan otoritas yang lain dan pemerintah. Sehingga ke depan BI yakin Indonesia akan memiliki bauran kebijakan untuk sikapi perkembangan dunia, atau kondisi normal yang baru akan direspons kita agar kita tetap menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan kita," ucapnya.

Meski begitu, Agus masih mengakui, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar hingga 9 Mei 2018 lalu tidaklah seburuk jika di bandingkan dengan negara-negara emerging, di mana secara month to date, rupiah telah melemah 1,2 persen atau lebih rendah jika dibandingkan Thai baht 1,76 persen, dan Turkish lira 5,27 persen. 

"Sementara kalau year to date dari 1 Januari - 9 Mei, kelihatan rupiah lemah 3,67 persen, tapi dibanding negara lain itu kita masih lebih baik karena negara lain lebih tertekan. Misal filipina 4,04 persen, India 5,6 persen, Brasil 7,9 persen bahkan Turki 11,4 persen. Jadi secara year to date, itu kondisi kita masih dalam keadaan tidak seberat kondisi negara lain," ujarnya berdalih. (mus)