Optimisme Pelaku Bisnis Melemah pada Februari 2018

Ilustrasi pebisnis.
Sumber :
  • halomoney.co.id

VIVA – Badan Pusat Statistik mencatat kondisi bisnis di Indonesia secara umum pada kuartal I-2018, masih mengalami pertumbuhan, meskipun optimisme pelaku bisnis lebih rendah dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, hal tersebut tercermin dari Indeks Tendensi Bisnis kuartal I-2018, yang sebesar 106,28 poin atau lebih tinggi, jika dibandingkan kuartal I-2017, yang mencapai 103,42 poin, dan lebih rendah jika dibandingkan dengan kuartal IV-2017, yang mencapai 111,02 poin.

"Posisi bisnis pada kuartal ini masih menunjukkan peningkatan, kalau angkanya di atas 100 berarti masih menunjukan peningkatan sebesar 106,28, tetapi dibanding kuartal IV-2017, memang optimismenya agak berkurang, biasa kalau kuartal I," ujar dia di Kantornya, Senin 7 Mei 2018.

Suhariyanto mengatakan, kondisi bisnis dan optimisme pelaku bisnis yang masih baik pada kuartal I-2018, disebabkan oleh pendapatan usaha yang meningkat dengan nilai indeks 106,62 poin, peningkatan penggunaan kapasitas produksi atau usaha dengan nilai indeks 108,71, dan peningkatan rata-rata jumlah jam kerja dengan nilai indeks 103,51.

"Kondisi bisnis yang membaik dan optimisme pelaku bisnis tertinggi terjadi pada kategori lapangan usaha Jasa Keuangan dan Asuransi dengan nilai ITB sebesar 125,32. Sementara, kondisi bisnis terendah terjadi pada lapangan usaha konstruksi dengan nilai ITB sebesar 92,19 poin," jelasnya.

Selain itu, dia juga mengatakan pada kuartal II-2018, kondisi bisnis pada seluruh kategori lapangan usaha diperkirakan masih tumbuh dengan tingkat optimisme pelaku bisnis yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan optimisme pada kuartal I-2018, yakni sebesar 109,33, kecuali kondisi pada kategori  lapangan usaha konstruksi yang diperkirakan masih belum pulih.

Adapun perbaikan kondisi bisnis dan peningkatan optimisme pelaku bisnis tersebut, Suhariyanto mengatakan, karena adanya peningkatan order dari dalam negeri, luar negeri, maupun peningkatan harga jual dengan indeks masing-masing, 114,01; 101,26; 116,31.

"Perbaikan kondisi bisnis juga ditunjukkan dengan order barang input yang diperkirakan meningkat dengan nilai indeks sebesar 105,74," ucapnya.