Strategi Garuda Tetap Bisa Terbang saat Pilot Mogok
- REUTERS/Beawiharta
VIVA – Serikat Karyawan PT Garuda Indonesia mengancam akan melakukan mogok kerja jika tuntutannya tidak dikabulkan. Mereka meminta pemerintah mengabulkan keinginan tersebut satu bulan dari sekarang atau jika tidak mogok kerja menjadi pilihan.
Mereka menuntut agar pemerintah mengurangi jumlah direksi Garuda, dari sebelumnya berjumlah delapan orang menjadi enam orang saja. Dengan alasan menyebabkan perusahaan tidak efisien.
Menanggapi itu, Direktur Utama Garuda Indonesia, Pahala N. Mansury mengaku telah menyiapkan strategi dan antisipasi untuk aksi mogok terbang, agar operasional penerbangan Garuda tidak terganggu.
"Banyak yang kita lakukan untuk itu, (seperti) menyiapkan kesediaan kru yang cukup. Pasti itu kita lakukan (langkah antisipasi) sambil memastikan semua pihak terlibat dalam menjalankan tugasnya," kata Pahala di kantor Garuda, Kebon Sirih, Jakarta, Kamis 3 Mei 2018.
Adapun mengenai sanksi kepada oknum serikat pekerja itu dia mengatakan belum diputuskan. Dia menegaskan, keputusan penentuan jumlah direksi ada di pemegang saham yakni Kementerian BUMN.
"Belum kita putuskan (sanksi-nya). Jadi nanti kita harapkan sebetulnya kita bisa memahami, penentuan direksi bukan kewenangan kita tapi pemegang saham dan Kementerian BUMN," katanya.
Dia menegaskan, pihaknya tidak akan melakukan komunikasi langsung dengan Kementerian BUMN sebab itu bukan merupakan kewenangan pihaknya. Meski begitu, Pahala mengatakan, komunikasi dengan para karyawan pasti akan dilakukan.
"Pasti kita komunikasi (ke karyawan), duduk bareng, selalu kita buka kita komunikasi dengan Serikat Karyawan, sudah pasti," ujarnya.