Kopi Indonesia di Seoul Laku Rp111,7 Miliar
- Dokumentasi KBRI Seoul.
VIVA – Paviliun Indonesia pada International Coffee Expo 2018 yang digelar di Seoul, Korea Selatan, ramai digeruduk lebih dari 10 ribu pengunjung. Transaksi langsung maupun komitmen pembelian yang dihasilkan pun mencapai US$8,12 juta atau Rp111,7 miliar (kurs Rp13.760 per dolar AS).
Ajang empat hari yang berakhir pada 8 April kemarin, memang merupakan tempat penikmat dan pengusaha kopi internasional berkumpul. Ajang ini pun menjadi barometer industri kopi di kawasan Asia Pasifik.
Duta Besar RI untuk Korea Selatan, Umar Hadi menyambut baik membludaknya peminat kopi Indonesia dalam gelaran itu. Hal ini menandakan pelaku usaha kopi di kawasan mulai melirik kopi Indonesia.
“Sudah saatnya, kita melakukan diversifikasi komoditas perdagangan Indonesia ke Korsel. Kopi menjadi salah satu komoditas yang bisa kita andalkan,” ujar Umar dikutip dari keterangan resminya, Selasa 10 April 2018.
Peningkatan ekspor komoditas kopi Indonesia, menurutnya, sejalan dengan komitmen kedua negara untuk memperkuat kerja sama ekonomi yang didasari special strategic partnership.
“Seperti kita tahu, kedua negara telah sepakat untuk meningkatkan nilai perdagangan dengan target mencapai US$30 miliar hingga tahun 2022. Nilai tersebut, meningkat dua kali lipat dari yang telah dicapai saat ini,” tambahnya.
Lebih lanjut, menurutnya, pekerjaan rumah ke depannya adalah bagaimana cara agar ekspor kopi RI semakin banyak dalam bentuk jadi yang nilai tambahnya lebih tinggi. Karena itu, perlu dikembangkan sentra-sentra perkebunan dan produksi kopi “end-to-end” di berbagai daerah, artinya petani langsung membuat kopi siap saji.
"Dengan begitu, kesejahteraan petani kopi pun akan lebih terjamin,” tambahnya.
Pameran kopi Indonesia di Seoul, Korea Selatan
Umar pun mengatakan, pihaknya juga mengundang investasi-investasi dari Korea Selatan di industri kopi. Tidak hanya soal permodalan, tetapi juga teknologi pengembangan kopi di masa depan.
“Selain modal, mereka (investor) juga bisa bawa teknologi produksi dan jaringan pemasaran,” ungkapnya. (asp)