Dubai Mau Investasi Rp400 Miliar, Lirik Migas di Aceh

Ilustrasi kilang minyak.
Sumber :
  • REUTERS/Isaac Urrutia

VIVA – Perusahaan asal Dubai, Generation Resource Discoveries, akan mensurvei potensi minyak dan gas di Aceh. Survei itu dilakukan untuk mengkukuhkan rencana investasi US$30 Juta atau Rp412,83 miliar (Kurs Rp13.761 per dolar AS).

Dalam melaksanakan survei, perusahaan Dubai itu juga menggandeng perusahaan asal Kanada, NXT Energi Solutions Inc. Metode survei Stress Field Detection (SFD) berbasis gravitasi dari NXT Energi Solutions Inc, dapat memetakan migas lebih cepat dengan tingkat keakuratan yang tinggi.

“Metode survei SFD akan mengurangi waktu dan biaya yang diperlukan. Kami yakin proyek ini akan sukses karena kami memberikan manfaat penting untuk mengatasi tantangan industri,” kata Director Global Business Development NXT Energy Solutions, Sajid Sayeed, Senin malam, 9 April 2018.

Menurut Sajid, perusahaan itu memiliki model geologi yang lengkap dan data untuk eksplorasi migas. Pihaknya yakin, peluang sukses secara komersial lebih besar, karena perusahaan Generation Resource Discoveries dan NXT Energi Solutions Inc. punya portofolio investasi internasional yang kompetitif.

Pada tahun ketiga setelah survei pada 20 ribu km persegi, Pemerintah Aceh akan merekomendasikan perusahaan Generation Resource untuk mendapatkan 2.500 km persegi area untuk eksplorasi lebih lanjut dan produksi. Pihak perusahaan akan menginvestasikan US$15 Juta untuk kegiatan eksploitasi blok konsesi tersebut.

Sebagai informasi, akhir Februari 2018 lalu, pimpinan perusahaan Generation Resource dan Pemerintah Aceh menandatangani nota kerja sama terkait proyek investasi survei geofisika dan eksplorasi minyak dan gas bumi di Aceh.

Tiga Dukungan

Pemerintah Aceh akan memberi dukungan pada perusahaan asing tersebut pada tiga hal, yaitu berupa dukungan pengurusan administrasi dan perizinan oleh perusahaan kepada pemerintah RI, mendukung program survei dan integrasi data, dan terakhir dukungan pada program eksplorasi dan produksi.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Aceh Iskandar mengatakan, pihak perusahaan asing akan melakukan survei migas di daerah onshore dan offshore di laut andaman.

“Mereka survei dengan teknologi yang lebih bagus, jadi tingkat keberhasilan deteksi adanya minyak itu sekitar 75 persen. Disurvei dari udara,” kata Iskandar.

Ilustrasi tempat pengelolaan minyak dan gas bumi

Menurutnya, tahun ini minat investor untuk masuk ke Aceh meningkat. Hal itu karena adanya promosi yang baik dari pemerintah Aceh sehingga brand image Provinsi Aceh makin baik di mata investor.

Provinsi Aceh juga memiliki Kawasan Ekonomi Khusus Arun di Lhokseumawe yang dulunya merupakan kawasan Migas. Kawasan Arun terbilang strategis karena dekat dengan India, Thailand, dan Malaysia.

Potensi migas di Aceh juga masih besar, seperti potensi migas di blok andaman. Potensi migas di laut Provinsi Aceh belum dieksploitasi perusahaan manapun.

Di Aceh ada 13 perusahaan sektor migas yang sedang bekerja di laut dan di darat untuk kegiatan eksplorasi dan produksi. Perusahaan tersebut rata-rata sudah lama masuk di Aceh. 

Sementara pada 2018, baru Generation Resource yang melakukan kerja sama dengan Pemerintah Aceh pada sektor migas.

“Mereka (Generation Resource) yakin mereka bisa melakukan produksi migas di 3,5 tahun pertama,” ujarnya. (ren)