Banyak Barang Nginep Bikin Dwelling Time Pelabuhan Terganggu
- VIVA/Agus Rahmat
VIVA – Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, terus mengevaluasi kebijakan waktu tunggu bongkar muat barang di pelabuhan atau dwelling time. Tinjauan langsung ke lapangan juga akan dilakukan secara rutin.
Saat ini, menurut Budi, ada keluhan para pengusaha yang menyebut bahwa dwelling time yang saat ini diterapkan, khususnya di Pelabuhan Tanjung Priok belum efektif untuk menekan efisiensi kegiatan di pelabuhan. Apalagi, penimbunan barang semakin marak saat ini.
"Ada yang harus kita elaborasi lagi, berkaitan dengan masih adanya barang-barang yang overstay dengan waktu lebih dari tiga hari, dengan suatu motif yang belum pasti kita tentukan," kata Budi di Jakarta, Selasa 3 April 2018.
Berdasarkan laporan yang diterima, Budi mengatakan, ada tempat-tempat tertentu yang digunakan oleh pengusaha untuk menyimpan barang di pelabuhan. Motifnya belum diketahui, apakah dengan alasan biaya lebih murah atau ada motif lain.
Ilustrasi pelabuhan bongkar muat
"Karena disinyalir ada tempat-tempat yang bisa dipakai yang lebih murah begitu dwelling time itu selesai," tuturnya.
Dia mengatakan, Presiden Joko Widodo selalu mengingatkan bahwa untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi, kuncinya adalah ekspor dan investasi. Karena itu, masalah waktu bongkar muat ini menjadi perhatian pemerintah.
"Nah, untuk sekarang ini bicara tentang suatu produktivitas di pelabuhan atau murahnya suatu pelabuhan, maka itulah menjadi suatu hal yang dibutuhkan untuk meningkatkan ekspor," katanya.