Rizal Ramli Ungkap Tantangan Gubernur BI Baru

Mantan Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Bayu Nugraha.

VIVA - Mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli menjelaskan, kelemahan struktural dalam makro ekonomi Indonesia yang menjadi tantangan bagi Gubernur dan Deputi Bank Indonesia yang baru.

Dia menyebut sejumlah tantangan dimaksud, seperti berbagai defisit yang terjadi dalam neraca perdagangan. Hal itu disampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR, Selasa 27 Maret 2018.

Berbagai defisit itu seperti defisit selama tiga bulan berturut-turut Januari 2018 sebesar minus US$0,68 miliar, defisit transaksi berjalan, service payment defisit APBN, atau pembayaran cicilan pokok. Dan, bunga utang yang mencapai Rp800-an triliun, yang porsinya hampir dua kali lipat anggaran infrastruktur atau pendidikan.

"Dan, defisit neraca keseimbangan primer minus Rp68,2 triliun pada tahun 2017," kata Rizal.

Baca juga: Ini Ceramah Ustaz Fadlan yang Bikin Orang Papua Kesal

Dia menyampaikan, secara bertahap BI dan pemerintah juga harus kreatif melakukan restrukturisasi utang, renegosiasi ke negara-negara kreditor untuk mengubah tenor utang dari jangka pendek ke jangka panjang. Dia juga menyoroti ketimpangan kredit yang terjadi.

"Sebanyak 83 persen kredit hanya mengalir ke bisnis besar, sisanya 17 persen ke bisnis menengah dan rakyat," ujar dia.

Dia menjelaskan, BI bersama Otoritas Jasa Keuangan harus dapat mengubah dalam tiga tahun ini struktur kredit menjadi 70 persen ke bisnis besar dan 30 persen untuk bisnis menengah dan kecil.

"Dengan ini pendalaman pasar uang malah akan dapat terjadi, karena bisnis besar dapat menggali permodalan dari menjual saham dan menerbitkan surat utang," kata Rizal.

Sebelumnya, Komisi Keuangan dan Perbankan DPR akan segera melakukan uji kepatutan dan kelayakan terhadap calon tunggal Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Di kabarkan, DPR mengagendakan kegiatan itu pada akhir April mendatang. (asp)