Langkah China Hadapi Perang Dagang dengan AS Dinilai Lemah
- Pixabay/Zhekalee
VIVA – Mantan Menteri Keuangan China, Lou Jiwei mengungkapkan beberapa strategi jitu yang harus dilakukan pemerintahan China untuk menghadapi perang dagang dengan Amerika Serikat. Langkah China saat ini, dinilai masih lemah
Hal ini di kemukakannya sebagai bentuk kritikannya terhadap rencana Menteri Perdagangan China, Zhong Shan, yang mengumumkan akan memungut bea masuk tambahan untuk komoditas buah dan anggur asal AS, mencapai US$3 miliar dolar. Kebijakan itu dikeluarkan, guna merespons ketetapan tarif impor AS terhadap baja dan aluminium.
"Saya pikir, langkah-langkah yang diambil oleh Menteri Perdagangan relatif lemah. Jika saya berada di pemerintahan, saya mungkin akan memukul kedelai terlebih dahulu, lalu memukul mobil dan pesawat," ujar Lou dilansir dari Reuters, Minggu 25 Maret 2018.
Menurut Lou, komoditas kedelai merupakan komoditas andalan petani AS yang di impor oleh China, di mana dari total ekspor agrikutural AS ke China, yang sebesar US$19,6 miliar, US$12.4 miliarnya berasal dari keledai.
Karenanya, kata dia, pengenaan tambahan bea untuk sektor kedelai ini akan mengancam sektor pertanian AS. Terutama, semakin memberikan tekanan terhadap petani-petani AS yang saat ini tengah kembali berjuang untuk bangkit.
"Hukuman China terhadap kedelai AS, khususnya akan merugikan masyarakat negara bagian Lowa, negara yang mendukung Trump dalam pemilihan presiden 2016, dan merupakan rumah bagi Duta Besar AS untuk China, Terry Branstad," jelasnya.
Meski begitu, tambah Lou, perang dagang ini harus dihindari oleh kedua belah pihak, karena hanya akan merugikan keduanya. Sebab, baik pemenang perang dagang maupun yang kalah nantinya akan menuai kerugian yang sama-sama besar.
"Ini seperti membunuh seribu musuh dan kehilangan delapan ratus orang kita sendiri, kita harus mencoba untuk menyelesaikan persoalan ini," ungkapnya. (asp)