AS-China Perang Dagang, Indonesia Perlu Siapkan Pertahanan
- REUTERS/Carlos Barria
VIVA – Pengamat militer dan pertahanan Connie Rahakundini Bakrie mengatakan, perang perdagangan antara Amerika Serikat dan China perlu diantisipasi oleh Indonesia dari segi pertahanan. Sebab, menurutnya, perang dagang menjadi permulaan dari perang militer.
Hal ini menurutnya didukung oleh sikap Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson yang baru-baru ini mengirimkan sinyal untuk memperkuat militer AS di Laut China Selatan bersamaan dengan semakin memanasnya isu perang dagang antara kedua negara.
"Penting Indonesia bersiap-siap, tapi bukan bersiap-siap untuk diserang, melainkan bersiap-siap mengamankan kawasan. Karena ini menjadi alur laut utama untuk terjadinya konstelasi ketegangan, sehingga bagaimana pun dampaknya kepada kita perlu antisipasi," kata Connie di acara “Perspektif Indonesia: AS Vs RRC, Kita Bisa Apa?”, di Jakarta, Sabtu 24 Maret 2018.
Selain itu, lanjut Connie, dengan adanya momentum perang dagang antara dua digdaya tersebut, saat ini perhatian dunia terpusat ke sana. Kondisi tersebut yang harus dijadikan momentum untuk memperkuat pertahanan melalui pengembangan industri-industri pertahanannya.
"Jadi banyak hal yang bisa kita ambil dari momentum ini. Jadi AS-China perang, kita harus bekerja keras memperbaiki kondisi kita. Terutama mendorong industri keamanan, karena saya selalu melihat penguatan kekuatan militer tidak akan jauh dari penguatan ekonomi," ujarnya.
Pentingnya penguatan industri pertahanan tersebut, kata Connie, memiliki efisiensi yang paling utama, karena selain bisa menghasilkan kekuatan pertahanan, juga bisa menghasilkan turunan industri yang banyak, sehingga bisa bermanfaat bagi perekonomian ke depannya.
"Harus berani kita sosialisasikan adalah kekuatan militer. Itu sebenarnya memperkuat kekuatan ekonomi bukan dari aspek langsung tetapi tidak langsungnya misalnya pembangunan industri pertahanan," ujar Connie.
Penguatan pertahanan di tengah kondisi yang terbilang memiliki potensi konflik tersebut, kata Connie, juga sebenarnya telah diterapkan China sejak dulu, sehingga kini mereka menjadi salah satu negara dengan kekuatan ekonomi terbesar.
"China misalkan belajar mengembangkan diri dari sisi industri pertahanan dan alutista yang kemudian melahirkan kekuatan ekonomi baru berkat dampak perang Amerika dan Timur Tengah pada 30 tahun lalu. Kalau kita kayak dunia aman-aman saja sekarang, seolah pas perang terjadi kita bisa beli senjata di di supermarket," ujar dia.