Peluasan Kawasan Industri Diklaim Bisa Genjot Manufaktur RI
- Antara/ Basri Marzuki
VIVA – Kementerian Perindustrian menyatakan, industri manufaktur masih akan menjadi penyokong utama pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini. Bahkan, Kemenperin mengklaim ada tujuh sektor unggulan yang tumbuh tahun ini.
Tujuh sektor unggulan manufaktur itu, yaitu logam dasar, makanan-minuman, alat angkutan, mesin dan perlengkapan, kimia, farmasi, serta elektronik. Seluruh sektor ini diyakini akan mendatangkan investasi yang sangat besar.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian, Haris Munandar menyatakan, tujuh sektor unggulan tersebut akan tetap menjadi fokus Kemenperin dalam meningkatkan pertumbuhan industri di Indonesia.
“Penyumbang terbesar kita yang utama itu ada di industri makanan dan minuman yang menyumbang bagi PDB (Pertumbuhan Domestik Bruto) Industri pengolahan sekitar 33 persen dan masih menjadi andalan," kata Haris dalam keterangannya, Rabu 21 Maret 2018.
Ilustrasi pekerja pabrik pembuatan mesin.
Selain itu, ada juga sektor farmasi dan logam yang tahun ini akan ditambah kapasitasnya, sejalan dengan smelter yang sudah berkembang. Sehingga, sangat optimistis pertumbuhan industri tahun ini lebih baik.
Haris mengungkapkan, pengembangan sektor manufaktur di kawasan industri juga dapat menjadi salah satu kunci terciptanya peningkatan produktivitas di kawasan, sehingga dapat bersaing dalam skala nasional maupun global.
“Kita menargetkan penyerapan tenaga kerja hingga 600 ribu orang per tahunnya di sektor ini, di mana 63 persen masih terkonsentrasi di Pulau Jawa penyerapan tenaga kerjanya,” tegasnya.
Ilustrasi kawasan industri.
Ia menambahkan, saat ini, banyak kawasan industri terutama di Pulau Jawa yang fokus mengembangkan sektor manufaktur, seperti Jababeka yang menyiapkan 80 hektare untuk 80 pabrik di wilayah Kendal.
Sebelumnya, Jababeka juga memiliki proyek di Cikarang, Jawa Barat, yang dikembangkan sebagai kawasan industri manufaktur elektronik dan otomotif.
Sedangkan di wilayah Banten, Kawasan industri Modern Cikande misalnya, juga diharapkan dapat menjadi salah satu kawasan pengembangan industri manufaktur, seperti industri baja, kimia, dan makanan.
Di samping itu, ada pula investor global yang membangun kota industri Karawang New Industry City (KNIC) dan menyiapkan klaster industri manufaktur seperti Material Konstruksi (Construction Material), Layanan Logistik (Logistics), dan Fast Moving Consumer Goods/Food. (asp)