Survei Mencatat di Tangan Perempuan Kinerja Perusahaan Naik

Ilustrasi Perempuan yang menjadi pemimpin di suatu perusahaan.
Sumber :
  • dok. Grant Thornton Internasional

VIVA – Di tangan seorang perempuan, ternyata kinerja sebuah perusahaan menunjukkan hasil yang positif. Setidaknya, hal itu terlihat dari hasil laporan "Woman in Business 2018" yang disurvei Grant Thornton Internasional.

Bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional yang dirayakan setiap 8 Maret, telah dilakukan survei pada 4.995 responden dari 35 negara. Reponden tersebut adalah chief executive officer, managing director, chairman atau selevelnya.

Dari laporan Grant Thornton International itu menyebutkan ada hasil positif dalam isu keragaman gender di dunia bisnis secara global, terutama jumlah perempuan di posisi manajemen senior pada satu perusahaan.

Lebih jelasnya, bisnis dengan setidaknya satu perempuan di posisi manajemen senior, naik secara signifikan dari 66 persen di tahun lalu menjadi 75 persen pada tahun ini.

Global Leader for Network Capabilities and Sponsor of Women in Leadership Grant Thornton International Ltd, Franscesca Lagerberg menjelaskan, ada korelasi kuat antara keragaman gender dalam kepemimpinan dan keberhasilan suatu perusahaan. Meski saat ini perempuan yang memiliki peran senior dalam bisnis meningkat dan penyebarannya masih sangat kecil.

"Ini masih menandakan konsentrasi bisnis yang terkotak-kotak, sehingga keuntungan dari keragaman gender belumlah optimal,” ujar Lagerberg dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis 8 Maret 2018.

Ilustrasi perempuan muda sedang memimpin sebuah perusahaan.

Meski ada kenaikan, Lagerberg melihat, dari sisi persentase perempuan yang memegang posisi kepemimpinan senior mengalami penurunan sedikit, yakni dari 25 persen menjadi 24 persen tahun ini.

Menurut dia, penurunan sebesar satu persen ini membuka kemungkinan bahwa penunjukan pemimpin perempuan hanya formalitas belaka, agar tidak seluruh kepemimpinan dipegang oleh pria.

Selain itu, dalam laporan tersebut Grant Thornton juga mencatat adanya kebijakan dan implementasi kesetaraan gender yang banyak diterapkan di dunia bisnis.

Seperti, kebijakan memberikan upah seimbang antara pria dan perempuan di jenjang sama paling banyak dilakukan, yakni 81 persen. Kebijakan non-diskriminasi pada rekrutmen di posisi kedua 65 persen, dan paid parental leave sebesar 59 persen.  

Hasil laporan tahunan ini juga menunjukkan alasan perusahaan menerapkan kesetaraan gender. Alasan lebih mudah merekrut dan mempertahankan sumber daya manusia (SDM) paling banyak dipakai, yakni 65 persen responden.

Lalu, alasan sesuai dengan nilai-nilai perusahaan juga tinggi, yakni 65 persen responden, dan mendorong kinerja perusahaan alasan ketiga yang dipilih oleh 55 persen responden.  

Managing Partner Grant Thornton Indonesia, Johanna Gani menambahkan, keragaman gender tidak hanya soal adanya perwakilan wanita dalam kepemimpinan. Tetapi, bagaimana suara mereka dapat didengar dan memiliki kekuatan sama dengan pria.

"Perusahaan yang mampu mewujudkan lingkungan kerja inklusif akan menciptakan stabilitas di segala sisi operasional, sehingga membuka lebar potensi kinerja perusahaan menjadi lebih baik,” ucap Johanna.