Sekjen Baru Golkar: Tentara Tidak Berhenti
- ANTARA FOTO/Galih Pradipta
VIVA – Sekretaris Jenderal baru Partai Golkar, Lodwijk Freidrich Paulus, menganggap wajar dan sesungguhnya bagian tradisi, jika ada mantan perwira tinggi TNI masuk dalam kepengurusan pusat partai itu.
"Kalau tentara masuk Golkar, itu kan, sebenarnya kembali sejarah berdirinya Golkar. Kalau ada yang bertanya-ternyata tentara masuk ke situ, itu kembali ke kita," kata Lodwijk di kantor pusat Partai Golkar di Jakarta pada Senin 22 Januari 2018.
Lodwijk adalah purnawirawan TNI dengan pangkat terakhir letnan jenderal dan mantan Komandan Jenderal Kopassus. Dia menjabat sekretaris jenderal, untuk menggantikan Idrus Marham, yang sekarang menjadi menteri sosial.
Bagi Lodwijk, keberadaannya di pucuk pimpinan partai berlambang Pohon Beringin itu cerminan bahwa TNI dan Partai Golkar tak bisa dipisahkan. Soalnya, TNI ikut membangun dan mendirikan Partai Golkar.
Selain itu, menurutnya, sebagai seorang tentara, meski sudah pensiun bukan berarti pengabdian kepada bangsa dan negara selesai. Pengabdian bisa dilanjutkan di luar dinas kemiliteran.
"Tentara tidak berhenti. Kita mencari lapangan lain, dan kebetulan saya masuk ke sini. Sama dengan pilihan saya, karena sejarah berdirinya Partai Golkar sudah jelas," ujarnya.
Berdasarkan dokumen Partai Golkar, terdapat beberapa purnawirawan TNI yang pernah menjabat sekretaris jenderal partai itu, di antaranya Letnan Jenderal (purn) Ary Mardjono, saat ketua umum dijabat Harmoko (1993-1998) dan Letnan Jenderal (purn) Budi Harsono di masa Akbar Tanjung menjadi Ketua Umum.
Begitu pula, saat Golkar dipimpin Jusuf Kalla (2004-2009). Kalla menunjuk Letnan Jenderal (purn) Soemarsono sebagai sekretaris jenderal.
Tradisi itu berubah, saat Ketua Umum Partai Golkar dijabat Aburizal Bakrie. Ia menunjuk Idrus Marham yang seorang sipil sebagai sebagai sekretaris jenderal. Idrus bertahan hingga Partai Golkar dipimpin Setya Novanto.
Saat Golkar dipimpin Airlangga Hartarto untuk masa jabatan 2017-2019, masuk lagi unsur militer ke dalam kepengurusan pusat. Airlangga menunjuk Lodwijk Freidrich Paulus sebagai sekretaris jenderal.