Dipimpin Oso, Elektabilitas Hanura Bukan Moncer Tapi Jeblok

Oso saat dampingi Presiden Jokowi Buka Rapimnas Partai Hanura
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

VIVA – Elektabilitas Partai Hanura selama dipimpin Oesman Sapta Odang bukannya meningkat namun justru mengalami penurunan. Tantangan meningkatkan elektabilitas ini tercantum dalam pakta integritas yang ditandatangani Oso sebelum menjadi ketua umum.

Ketua DPD Hanura Sumatera Barat, Marlis menyampaikan bahwa Oso malah memperburuk kondisi di internal partai menjelang tahun politik. Hal ini dilakukan Oso dengan mengganti sebanyak enam Ketua DPD secara sewenang-wenang yang tak patuh terhadapnya.

"Kami tidak menghiraukan keputusan itu, kami anggap itu tidak ada. Karena Pak OSO sudah tidak kami akui sebagai Ketua Umum. Segala kepurusan yang berkaitan dengan Hanura, hanya kami patuhi, dan kami tunduk jika keluar dari Pak Plt Daryatmo, dan Pak Sudding," ujar Marlis di kantor DPP Janura, Cipayung, Jakarta Timur, Selasa, 16 Januari 2018.
    
Marlis menambahkan, bahwa OSO sempat memaksa para Ketua DPD untuk menyetujui kebijakan baru berupa penunjukan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) oleh DPP. Padahal, penunjukan Ketua DPC adalah kewenangan DPD. Peristiwa itu terjadi dalam rapat pimpinan nasional (Rapimnas) Partai Hanura di Bali pada Agustus 2017 lalu.

Cara Oso dinilai keliruan yang prinsip dalam partai. Pasalnya, untuk mengubah ini diperlukan kesepakatan dalam forum Munas atau Munaslub.

"Itu adalah pelanggaran yang menurut kami sangat prinsip. Karena perubahan AD/ART hanya bisa dilaksanakan pada Munas atau Munaslub," ujar Marlis.