Hanura Pecah, JK Goda Saleh Husin
- VIVA.co.id/Mitra Angelia
VIVA – Partai Hanura kisruh dengan potensi dualisme kepengurusan. Dualisme kelompok di internal kian meruncing pasca pemecatan Oesman Sapta Odang dari posisi ketua umum.
Pemecatan Oso sebagai ketua umum dilakukan kepengurusan DPP Hanura yang digawangi Sarifudin Suding Cs. Tak tinggal diam, Oso beserta kepengurusan Hanura yang jadi loyalisnya menggelar rapat tandingan.
Ada kabar rapat yang digelar di Manhattan Hotel ini salah satunya akan memecat Sarifudin Suding dari posisi sekretaris jenderal.
Konflik internal ini, ternyata sampai di telinga Wakil Presiden Jusuf Kalla. Kebetulan, ada acara penandatanganan kesepakatan bersama antara Pemerintah Kabupaten Tangerang, Puspitek, Universitas Paramadina dan Sinar Mas Land terkait Pengembangan "Galeri Ilmu Pengetahuan, Teknologi & Inovasi" di Kantor Wakil Presiden Merdeka Utara Jakarta.
Salah satu komisaris Sinar Mas, Saleh Husin, adalah Wakil Ketua Umum Hanura, juga ikut hadir. Bahkan usai acara, Saleh juga terlihat mendampingi untuk berbincang di dalam kantor orang nomor dua di Indonesia itu.
Keluar dari ruangan, mereka bersamaan, termasuk dengan pihak lain seperti Rektor Universitas Paramadina dan Bupati Tangerang.
Jusuf Kalla, yang diainggung soal bincang-bincangnya dengan Saleh mengakui salah satu yang disinggung adalah konflik Hanura.
"Kita cuma godain kau (Saleh Husin) di pihak mana," kata JK tersenyum, di kantornya, Senin 15 Januari 2018.
Pro dan kontra Pemecatan
Wakil Ketua Umum DPP Hanura, Saleh Husin, mengaku tak tahu yang terjadi di internal partai sehingga menyebabkan dua kubu saling memecat. Melalui surat yang diteken Sekjen DPP Hanura Sarifudin Sudding, memutuskan untuk memecat Oso sebagai ketua umum.
Menyikapi konflik itu, Saleh mengaku selama ini ia tengah sibuk dengan pekerjaannya. Sehingga tidak terlalu intens berada di partai.
"Tapi intinya adalah bagaimana Hanura tetap eksis. Tentu apa yang disampaikan aspirasi itu perlu ditanggapi dan di itu dengan serius agar Hanura bisa tetap eksis ke depan," jelas Saleh, di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Senin 15 Januari 2018.
Banyak partai yang sebelumnya, juga dilanda konflik internal dan berujung dualisme seperti yang menimpa Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Bedanya Golkar bisa bangkit dan bersatu, tidak dengan PPP.
Alasan lain menurut Saleh, saat ini seluruh partai tengah mempersiapkan diri untuk bertarung di Pilkada 2018. Maka, kata dia, tak sepantasnya kalau partai justru terlibat konflik internal.
"Kita harapkan Hanura tetap tidak akan pecah seperti yang terjadi di partai-partai lain," katanya.