PDIP Tak Akan Buat Poros Baru di Jatim
- VIVA.co.id/ Rifki Arsilan.
VIVA - Kabar pengunduran diri Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dari pencalonan Wakil Gubernur Jawa Timur yang bakal diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan membuat partai berlambang banteng moncong putih itu memikirkan ulang strategi memenangkan pilkada di Provinsi Jawa Timur.
Sebab, dengan mundurnya Azwar Anas tersebut dapat dipastikan calon Gubernur Jawa Timur Syaefullah Yusuf yang bakal diusung oleh koalisi Partai PDIP dan PKB itu belum memiliki pendamping jelang pendaftaran calon ke Komisi Pemilihan Umum.
Sementara, pasangan calon gubernur lainnya yaitu, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak hampir dapat dipastikan maju dengan dukungan sejumlah partai koalisi, yaitu Partai Golkar, Partai Demokrat, dan Partai Nasdem.
Menanggapi peta politik di Jawa Timur itu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto memastikan partainya tidak akan membangun poros baru untuk menghadapi koalisi partai yang akan mencalonkan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak itu. Menurut Hasto, PDIP akan tetap berjuang bersama dengan koalisi bersama partai PKB yang notabene partai berbasis Nahdliyin.
"Ya poros kami bersama PKB dengan NU itu sudah kuat, karena itu dibangun dari kesadaran historis," kata Hasto di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Sabtu, 6 Januari 2018.
Lebih jauh Hasto menjelaskan, partainya tidak akan terpancing dengan situasi politik yang saat ini tengah dialami oleh koalisi PDIP dan PKB saat ini. Sehingga ia menegaskan, PDIP akan tetap konsisten dalam pilihan politiknya untuk berjuang bersama PKB dengan dukungan Nahdlatul Ulama di Provinsi Jawa Timur.
"Partai kita itu kan bukan partai yang mudah berpindah-pindah hanya karena manuver elite. Kami menyikapi ini dengan tegak, karena semua keputusan yang kami ambil itu dengan penuh keyakinan. Jadi kami tidak akan memusingkan manuver elite yang hanya bergerak dengan berdasarkan kekuasaan. Dalam mengambil keputusan, dan kami kokoh dalam menjalankan keputusan itu," ujarnya.