Emil Dardak Dipecat PDIP, Ada Poros SBY dan Mega di Jatim

Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri (kanan) bersama Habibie dan SBY
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rosa Panggabean

VIVA – PDI Perjuangan (PDIP) memberikan tindakan tegas berupa pemecatan terhadap kadernya Emil Dardak lantaran memilih menjadi pasangan Khofifah Indar Parawansa untuk Pemilihan Gubernur Jawa Timur, 2018 mendatang. PDIP kecewa karena Emil tak komitmen dalam janjinya sebagai kader partai.

Emil Dardak yang juga Bupati Trenggalek ini baru hampir 2 tahun menjabat setelah menang dalam Pilkada Trenggalek pada 2015 lalu. Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menekankan pemecatan ini sebagai tindakan disiplin kader yang tak sejalan dengan kebijakan partai.

“(Pemecatan) Ini merupakan tindakan disiplin setiap partai melakukan hal tersebut karena partai ini dibangun bukan karena untuk kepentingan pribadi atau ini dibangun untuk kepentingan kolektif bagi rakyat, bukan collective bagi dirinya sendiri,” kata Hasto usai menghadiri Dilat Basarnas dan Baguna di Bumi Perkemahan Cibubur, Kamis 23 November 2017.

Hasto mengatakan, PDIP mengusung Emil Dardak pada Pemilihan kepala daerah Kabupaten Trenggalek 2015 lalu lantaran masyarakat mendambakan pemimpin yang bisa membawa perubahan lebih baik. Ditambah dengan latar belakang pendidikan Emil yang munpuni sebagai lulusan dari luar negeri bisa mengatasi persoalan di Trenggalek.

Foto: Duet Gus Ipul-Azwar Anas saat dideklarasikan PDIP.

Namun, baru dua tahun, Emil sudah memutuskan loncat karir untuk ikut dalam Pilgub Jatim mendampingi Khofifah. Emil dinilai tidak komitmen. Apalagi melihat ke belakang, perjuangan PDIP dalam mengusung Emil dan sempat mendidiknya dalam sekolah kepala daerah partai.

Baca: PDIP Pecat Emil Dardak

Berbeda jika Emil melompat ke Pilgub Jatim karena kehendak rakyat. Hal ini bisa dimaklumi dan menjadi pertimbangan PDIP.

"Loncatan karir hal yang biasa tetapi bagi PDI Perjuangan untuk menjadi Bupati atau menjadi Gubernur paling tidak sekurang-kurangnya menyelesaikan satu tahap, satu periode dulu sehingga komitmen rakyat tidak dikorbankan,” ujarnya.

Foto: Emil Dardak jadi pendamping Khofifah ke Pilgub Jatim.

Konsekuensi Emil

Sikap Emil yang memilih menjadi pasangan Khofifah tentunya dinilai cukup berani, karena harus berlawanan dengan sikap PDIP. Arah politik PDIP di Pilgub Jatim sudah mengusung duet Saifullah Yusuf alias Gus Ipul-Abdullah Azwar Anas.

"Menjadi pendamping Khofifah sosok Emil akan jadi pelengkap kuat Khofifah," kata pengamat politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio kepada VIVA, Kamis, 23 November 2017.

Duet Gus Iful-Azwar Anas diusung PDIP dan PKB. Dua partai ini merupakan parpol dengan kekuatan elektorak terbesar di Jatim.

Baca Juga: Duet Gus Ipul-Azwar Anas Diusung PDIP ke Pilgub Jatim

Sementara, duet Khofifah-Emil didukung oleh Partai Pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono, yakni Demokrat. Tak tanggung-tanggung, Khofifah-Emil sudah mendapat restu langsung dari SBY. Kemudian, ada juga Partai Golkar yang pasti mengusung. Sejumlah Partai lain dikabarkan akan berpeluang turut mendukung duet Khofifah-Emil seperti PPP, Nasdem dan Hanura.

Persaingan sengit kedua pasangan calon ini akan semakin menarik dengan hadirnya dua poros tokoh sentral, yakni SBY di balik pasangan Khofifah dan Emil. Sementara, figur Megawati Soekarnoputri yang mendukung Gus Ipul dan Azwar Anas.

"Bagi Khofifah sendiri ini bukan pertarungan mudah kendati ada SBY di belakangnya. Tetap saja yang mereka hadapi dua partai penguasa di Jawa Timur. Ada figur poros Mega, Cak Imin," ujar Hendri Satrio.