Puisi Fadli Zon Sindir Jokowi yang Suka Bagi-bagi Sepeda

Presiden Joko Widodo saat bersepeda beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon kembali menulis puisi. Puisi yang disebarkan melalui aplikasi pesan WhatsApp, Jumat, 13 Oktober 2017 itu diberi judul 'Tiga Tahun Kau Bertahta'.

Puisi tersebut ditulisnya saat dalam perjalanan Jakarta-Amsterdam pada 13 Oktober 2017. Puisi tersebut bercerita tentang susahnya kehidupan ekonomi rakyat Indonesia.

Fadli menceritakan tentang daya beli masyarakat yang rendah, utang yang melambung tinggi, harga tarif listrik dan bahan bakar yang mahal, hingga polemik senjata antara tentara dengan polisi dan lain sebagainya.

Politikus Partai Gerindra ini memang tidak menyebut nama pemimpin tersebut. Namun, dia memberi petunjuk jika si pemimpin itu telah 3 tahun menjabat dan kerap membagikan kartu dan sepeda.

Presiden Joko Widodo memang belakangan ini suka membagi-bagikan sepeda dalam berbagai kegiatannya termasuk saat kunjungan kerja di daerah.

Berikut ini isi puisi Fadli yang didapat VIVA.co.id.

tiga tahun kau bertahta
semakin banyak tanda tanya
mau dibawa ke mana Indonesia
hidup rakyat makin susah
petani rugi panen masalah
nelayan dilarang pakai cantrang
buruh dihadang pekerja asing negeri seberang
pedagang bangkrut pelanggan hilang
toko tutup supermarket redup
daya beli jatuh transaksi runtuh
utang melambung membubung menggunung
ekonomi diambang stagnasi

tiga tahun kau bertahta
harga listrik makin gila
bbm mahal luar biasa
subsidi tak ada lagi
pajak sana pajak sini pajak semua lini
korupsi tetap tinggi tak berhenti
narkoba bebas mengganas di mana-mana
tentara dan polisi rebutan senjata

tiga tahun kau bertahta
keadilan cuma wacana
ulama dihina difitnah dipenjara
suara kritis diancam pidana
hukum diatur sesuai selera
demokrasi fatamorgana

di manakah kau berada?
meletakkan batu pertama
menggunting pita di berbagai kota
infrastruktur sini infrastruktur sana
entah punya siapa untuk siapa
tapi rakyat tetap susah
pengangguran melimpah
biaya hidup bikin marah
dan kau tetap sumringah
asyik bagi kartu dan sepeda
masih terus kampanye saja

tiga tahun kau bertahta
rasanya waktu begitu lama
terbuang sia sia

(ren)