Nasdem: Victor Laiskodat Harus Minta Maaf ke Siapa?
- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id – Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Nasdem, Johnny G Plate, mempertanyakan desakan sejumlah pihak yang menginginkan agar Victor Laiskodat meminta maaf atas isi pidatonya yang dituding berbau kontroversi.
"Soal minta maaf, bangsa kita yang sangat silaturahmi ini pasti saling ingin memberikan maaf. Kita harus bergantung pada konteks dan konten," kata Johnny di DPP Nasdem Jakarta, Senin 7 Agustus 2017.
Johnny meyakini konteks dan konten pidato Victor, yakni dalam rangka penguatan negara dan konstitusi bangsa. Sehingga jika harus minta maaf, ia mempertanyakannya, harus meminta maaf kepada siapa.
"Kalau harus minta maaf kepada siapa harus minta maaf. Karena terkait dengan menjaga ideologi negara. Karena beredar dokumen yang dikutip secara tak lengkap yang menggiring pada kesimpulan yang berdampak pada beberapa pihak yang merasa dirugikan," kata Johnny.
Menurutnya, tentang adanya pihak-pihak yang merasa dirugikan dan merasa tak nyaman atas video yang tak lengkap tersebut, Nasdem tentunya bersimpati. Tapi, jika melihat dokumen secara utuh maka sebenarnya isi pidato Victor untuk menjaga konsensus kebangsaan dan ideologi Pancasila. "Selama tak ada kesalahan, masa untuk menjaga negara diberikan sanksi," kata Johnny.
Johnny menuturkan, Victor dalam pidatonya berbicara saat masa reses sebagai anggota DPR. Sehingga tentunya melekat pada Victor imunitas sebagai anggota DPR yang haknya diatur dalam UU MPR, DPR, DPRD, dan DPD.
"Klarifikasi hari ini juga sudah menjadi masukan dari Pak Victor sendiri. Tapi itu hak personal. Kalau bertemu pasti akan menjawabnya," kata Johnny.
Sebelumnya tim kajian Partai Nasdem menyatakan, rekaman video pidato kontroversial Victor Bungtilu Laiskodat yang menyebar di masyarakat, bukan rekaman asli saat berpidato.
Menurut ketua tim kajian Partai Nasdem, Zulfan Lindan, dari hasil penyelidikan tim ini, rekaman pidato Victor yang berdurasi 21 menit 12 detik, merupakan hasil editan. Karena itulah, akhirnya pidato menjadi bermasalah.
"Sehingga menghilangkan konteks, konten, dan substansi dari pidato asli VBL. Bahwa hasil editan yang disebarluaskan tersebut, telah menimbulkan kesalahpahaman. Apabila mendengarkan pidato tersebut secara utuh maka tidak akan terjadi kesalahpahaman terhadap isi, maksud, dan tujuan dari pidato VBL," kata Zulfan di DPP Nasdem.