Setya Novanto Minta Jokowi Tindak Tegas Pengancam NKRI
- VIVA.co.id/ Putri Firdaus.
VIVA.co.id – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Setya Novanto meminta pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk mengambil langkah tegas terhadap pihak yang mengancam keutuhan bangsa dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ia mengingatkan bila leluhur Indonesia mewariskan sikap menghargai perbedaan sebagai kekuatan negara.
Bagi Novanto, upaya ini seharusnya menjadi nilai kebangsaan yang tak alergi terhadap perbedaan. Namun, semestinya harus dimaklumi sebagai realitas yang harus diterima dan menjadi kekuatan dalam bingkai NKRI.
"Saya mendukung segala langkah pemerintah dalam mengambil posisi yang tegas terhadap berbagai pihak yang mengancam keutuhan bangsa dan kedaulatan NKRI," kata Novanto, Rabu, 17 Mei 2017.
Menurut dia, pemerintah memang harus merangkul seluruh kalangan untuk menjaga keutuhan NKRI. Kata Novanto, kalangan yang berbeda baik agama, suku maupun ras senantiasa mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa.
"Saya juga mendukung usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka merangkul seluruh kalangan yang berbeda, baik agama, suku maupun ras untuk senantiasa mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa dan tujuan bersama seluruh rakyat Indonesia," tutur ketua umum DPP Golkar itu.
Kemudian, ia menyinggung untuk memupuk persatuan NKRI diperlukan semangat toleransi. Semangat Bhinneka Tunggal Ika harus dikedepankan.
"Tanamkan benih-benih semangat toleransi dan persaudaraan sebagai sesama anak bangsa sehingga makna Bhinneka Tunggal Ika terpatri dalam ladang pikiran dan hati seluruh komponen bangsa ini," tuturnya.
Momentum Politik
Novanto juga menilai, saat ini momentum politik yang sempat panas harus disikapi dengan respons positif. Ia mengimbau agar Presiden Joko Widodo untuk menghentikan perilaku saling menghujat dan memfitnah. Kemudian, meminta pemerintah agar menunjukkan sikap untuk merespons situasi dan kondisi sosial dan politik akhir-akhir ini.
"Memang tidak dipungkiri, momentum politik yang sejatinya mengasah kedewasaan dan kematangan kita dalam berdemokrasi, belum sepenuhnya dipersepsikan dengan baik oleh beberapa komponen masyarakat," ujar Novanto.
Menurut dia, kebebasan bersuara dan berpendapat sering disalurkan dengan cara yang tak tepat, sehingga menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.
"Jika ini terus berlanjut, tradisi kebangsaan dan ke-Indonesiaan kita tampak hilang dalam suasana yang terjerumus dalam berbagai perbedaan. Tatanan luhur kemasyarakatan kita kehilangan jejak dalam situasi yang diwarnai ragam kepentingan," kata Novanto.
Ia tak menafikan perbedaan ataupun tidak menutup mata atas ragam kepentingan. Namun, mengelola perbedaan dan ragam kepentingan adalah ciri kedewasaan dan kematangan dalam berdemokrasi.
"Menurut saya, mengelola perbedaan dan ragam kepentingan ini lah sebagai tantangan terbesar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dewasa ini. Memang tidaklah mudah, perbedaan lebih mudah mendefinisikan kita satu sama lain dibandingkan persamaan dan kebersamaan," tuturnya.