Jokowi Pastikan Bantuan Jangka Panjang untuk Rohingya
- Biro Pers dan Media Istana Kepresidenan
VIVA.co.id – Di Bali, Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan dengan mantan Sekjen PBB Kofi Annan. Keduanya membahas mengenai sikap Indonesia terhadap krisis kemanusiaan di Rohingya, di negara bagian Rakhine, Myanmar.
Melalui siaran pers Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, pertemuan itu berlangsung sekitar 30 menit di Bali International Convention Center (BICC), Nusa Dua, Bali, Kamis 8 Desember 2016.
"Kofi Annan adalah Ketua Advisory Committee untuk Rakhine State. Jadi kita telah berbicara banyak dan dalam diskusi tadi Beliau menyampaikan mengenai langkah-langkah yang perlu kita ambil dalam membantu kemanusiaan yang ada di Rakhine State," kata Presiden Jokowi seusai pertemuan.
Sikap Indonesia, kata Jokowi, pasti akan membantu krsis kemanusian Rohingya tersebut. Hal itu juga disampaikan Presiden Jokowi saat pembukaan Bali Democracy Forum IX.
"Saya juga telah memerintahkan kepada menteri untuk menyiapkan bantuan secepatnya agar bisa dikirim," lanjut Presiden.
Jenis bantuan yang akan dikirimkan oleh Indonesia dalam waktu dekat yaitu dalam bentuk makanan dan selimut. Pemerintah Indonesia juga terus berkomunikasi dengan pemerintah Myanmar. Dalam kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, Kofi Annan, yang sekaligus menjabat Chairman Kofi Annan Foundation memuji langkah pemerintah Indonesia dalam membantu menyelesaikan masalah yang terjadi di negara bagian Rakhine tersebut.
Instruksi Presiden Jokowi kata Retno, tidak hanya membantu jangka pendek. Bantuan akan disalurkan dalam jangka panjang.
"Untuk langkah yang lebih panjang ada beberapa hal yang diperlukan dan kita sudah bahas dengan State Counselor Aung San Suu Kyi, yakni pemberian kapasitas di bidang good government democracy dan juga di bidang HAM. Ini program sudah kita lakukan tapi akan diteruskan karena ini merupakan hal penting," kata Retno.
Turut mendampingi Presiden Joko Widodo dalam pertemuan tersebut yaitu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.