DPR Berharap Rasisme Trump Tak Jadi Kebijakan
- REUTERS/Mike Segar
VIVA.co.id - Donald Trump akhirnya terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat. Anggota Komisi I DPR, Zainudin Amali, berharap berbagai pernyataan Trump yang sering rasis selesai dan tidak menjadi kebijakan.
"Kita berharap itu hanya dalam kampanye saja dan tidak terealisasi pada saat dia memimpin dan menjadi kebijakan," kata Amali di Jakarta, Kamis, 10 November 2016.
Atas dasar itu, politikus Partai Golkar ini berharap pemerintah khususnya Kementerian Luar Negeri untuk menyiapkan strategi diplomasi baru dengan, Amerika Serikat. Persiapan tersebut penting mengingat reaksi berbagai negara atas terpilihnya Trump.
"Eropa saja sudah berkomentar, mengaku akan kesulitan membina hubungan. Itu yang sudah lebih besar dari kita, apalagi kita," katanya.
Meskipun Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto, mengaku mempunyai hubungan dekat dengan Trump, menurut Amali, kondisi itu tidak bisa menjamin kebijakan Trump akan sesuai dengan keinginan.
"Hubungan tersebut kan personal. Saat Trump menjadi presiden, tentu ada banyak kepentingan dari senat dan kelompok Republik lain yang akan memengaruhi kebijakan Amerika. Kita harus bisa bedakan antara Trump sebagai pemimpin perusahaan, Trump Company, dengan dia sebagai kepala negara," ujarnya.
Amali menambahkan setidaknya ada dua kebijakan Amerika di bawah kepemimpinan Trump yang akan memengaruhi Indonesia. Pertama, terkait Palestina.
"Karena mayoritas orang Indonesia muslim. Selama ini apa yang dirintis Obama dengan Palestina sudah baik. Kita lihat bagaimana kebijakan Trump," katanya.
Kedua, lanjut Amali, Presiden Jokowi mengatakan Indonesia berencana bergabung dengan Trans Pacific Partnership (TPP). Apabila forum itu dibubarkan oleh Trum maka berbahaya.
"Indonesia kan sedang berupaya mengembangkan pasar," tuturnya.