Cerita Eks Demokrat Diajari Cara Pencitraan oleh SBY

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY )
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id - Eks kader Demokrat Tridianto mengungkapkan pengalamannya terkait dengan sosok Susilo Bambang Yudhoyono. Tri mengakui bahwa SBY merupakan seorang figur yang hebat.

"Pak SBY bukan hanya jago pencitraan. Tapi begawannya pencitraan di Indonesia," kata Tri saat berbincang dengan VIVA.co.id, Selasa, 18 Oktober 2016.

Sahabat dekat mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum itu menuturkan, saat ia masih di Demokrat, memang diajarkan metode-metode pencitraan. Bahkan ia mengingat, SBY pernah menceritakan kepada para kader secara khusus belajar atau kursus pencitraan.

"Kalau tidak jagoan pencitraan, tidak mungkin bisa jadi Presiden 10 tahun. Tidak mungkin Demokrat muncul sebagai fenomena tahun 2004 dan kemudian menang tahun 2009," kata Tri menambahkan.

Sekarang ini, dalam ajang Pilkada DKI Jakarta, mantan Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat Cilacap itu yakin SBY telah dan terus mempraktekkan ilmu pencitraannya. Dia menegaskan, tak ada yang salah dari langkah tokoh yang kini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat tersebut.

"Dan itu sah-sah saja. Siapa yang menolak Pak SBY disebut jago pencitraan berarti tidak kenal Pak SBY atau sedang berbohong. Kan pencitraan tidak selalu negatif. Yang penting ada faktanya. Bukan pencitraan yang tidak berdasarkan fakta.”

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi III DPR dari Fraksi PDIP, Trimedya Panjaitan, membandingkan kiprah Jokowi dengan SBY sebagai Presiden. Jokowi mendapat kritik setelah ikut dalam operasi pemberantasan pungutan liar (pungli) di Kementerian Perhubungan.

"Banyak orang curiga ini upaya pencitraan dari Jokowi. Jokowi berbeda dari SBY yang jago pencitraan. Jokowi tidak jago pencitraan," kata Trimedya.

Namun, anggapan itu dibantah oleh Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Syarief Hasan.

"Biarkanlah rakyat yang menilai siapa yang jago pencitraan, siapa yang kerjanya cuma pencitraan, biar rakyat yang menilai," kata Syarief saat dihubungi VIVA.co.id, Senin, 17 Oktober 2016.

Menurutnya, SBY pada saat memerintah tidak mengutamakan citra. Presiden ke-6 tersebut menurut dia, biasa turun langsung mengatasi masalah bukan sekadar ingin menunjukkan kesan.  

"Ada saatnya harus kerja betul. Presiden kan kerjanya banyak. Itu keliru (SBY jago pencitraan). Sekali lagi biar masyarakat yang menilai," kata Syarief.

(mus)