Fahri Hamzah: Ahok Overacting Eksploitasi Suku dan Agamanya
- Istimewa
VIVA.co.id – Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengatakan setiap orang di Indonesia harus sadar bahwa konstitusi di negeri ini melampaui kecanggihan konstitusi bangsa lain.
Ia mencontohkan orang kulit putih Amerika yang butuh ratusan tahun untuk bisa menerima kulit hitam. Sedangkan Indonesia yang usianya baru beberapa tahun, sudah bisa menerima siapapun untuk menjadi semua hal, terutama pejabat publik.
"Sehingga ini harus jadi satu kesadaran, bahwa pertumbuhan kita ini sudah luar biasa. Karena itu maka harus ada kesadaran untuk menikmatinya," kata Fahri ketika ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis, 6 Oktober 2016.
Karena itu, politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengaku tidak senang dengan sikap Gubernur DKI Jakarta yang mengeksploitasi sisi agama dan sukunya dalam pertarungan Pilkada DKI 2017. Ia menilai Ahok seperti tidak percaya diri di ruang publik.
"Saya terus terang tidak sepakat dengan sikap over acting saudara Ahok yang mengeksploitisir unsur-unsur agama dan kesukuannya. Ini membuktikan saudara Ahok itu minder," ujar Fahri.
Fahri mengatakan, sebagai pejabat publik, Ahok berada di ruang publik. Dengan demikian secara otomatis Ahok dinilai sudah menjadi milik publik yang terdiri dari banyak suku dan agama. Sedangkan soal agama menurutnya adalah ruang privat yang tidak perlu dipersoalkan oleh Ahok.
"Jadi misal di Islam ada interpretasi soal pemimpin, ya biarin aja, kenapa terganggu. Ya anda jadi pemimpin yang baik saja. Benar enggak anda tidak korupsi? Begitu anda masuk ruang publik, itu anda punya semua orang kok, semua agama," kata Fahri.
Dalam beberapa kesempatan, Ahok mengutip ayat dalam Alquran, yang menurutnya selalu dijadikan dalih sebagian kalangan muslim untuk tidak ingin memilihnya kembali sebagai gubernur.
Larangan kaum muslim untuk memilih yang bukan berasal dari golongannya tercantum pada Surat Al Maidah ayat 51. "Surat Al Maidah sebut, 'jangan jadikan Yahudi dan Nasrani jadi pemimpinmu," ujar Ahok.
Ahok meminta lawan-lawan politiknya beradu program dengannya, bukan sekadar menyebarkan larangan untuk memilih dirinya dengan mengandalkan ayat 51 surat Al Maidah. (ase)