PDIP: Dukungan Golkar Bikin Jokowi Terganggu

Ahmad Basarah.
Sumber :

VIVA.co.id – Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai PDI Perjuangan Ahmad Basarah menyatakan, Partai Golkar yang sudah jauh-jauh hari menyatakan dukungan terhadap Joko Widodo pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 berpotensi mengganggu konsentrasi kinerja pemerintahan Jokowi.

"Justru kita khawatir ini dapat memprovokasi secara politik urusan capres-capresan kemudian konsentrasi pak Jokowi terganggu," kata Ahmad Basarah usai menghadiri diskusi di CSIS, Jakarta Pusat, Selasa 13 September 2016.

Menurutnya, PDI Perjuangan tidak akan terpancing dengan dukungan politik yang disampaikan oleh Partai Golkar pada saat Rakornas Golkar Mei lalu.

Bahkan, ia menyebutkan dukungan politik terhadap Jokowi untuk Pilpres 2019 sebagai dukungan yang prematur. Sebab, saat ini pemerintahan Jokowi - JK baru berjalan dua tahun.

Dalam dua tahun terakhir, PDI Perjuangan bersama tiga partai koalisi pendukung Jokowi - JK lainnya seperti Partai Nasdem, PKB, dan Hanura konsisten akan mengawal serta mensukseskan visi misi partai politik yang bernama Nawacita.

"Kalau sudah masuk tahun politik nanti baru kita bicarakan. Nanti kalau kita bicarakan sekarang, ada partai koalisi yang merasa tidak diajak bicara kan nanti bisa menyinggung juga bisa membuat peta konflik juga kan," ujarnya.

Kendati demikian, ia mengaku tetap menghargai strategi politik Partai Berlambang Pohon Beringin itu. Hanya saja ia berharap, seluruh partai politik yang saat ini komitmen mendukung Pemerintahan Jokowi-JK, termasuk Partai Golkar dapat fokus pada menjalankan kerja-kerja yang sudah termanifestasikan dalam Nawacita.

"Jadi lebih baik kita sekarang fokus pada bagaimana kita menunaikan janji Pak Jokowi kepada rakyat (Nawacita). Karena kalau pemerintah ini sukses, rakyat puas dengan kinerja Pak Jokowi otomatis saya kira rakyat akan memilih lagi," kata dia.

Untuk diketahui, hasil survei yang dilakukan oleh CSIS menyatakan bahwa posisi Jokowi akan tetap menjadi Presiden jika Pilpres dilakukan saat ini, berdasarkan basis dukungan yang diperoleh oleh Kepemimpinan Jokowi, yaitu berdasarkan dukungan pemilih Partai PDI Perjuangan, Nasdem, PKB, dan Golkar. Sementara basis dukungan Prabowo diperoleh dari Partai Gerindra, PAN, PPP, Hanura, dan PBB. Sementara basis dukungan SBY hanya dari Partai Demokrat.

Survei CSIS tersebut dilakukan dengan 1000 responden secara acak dan proporsional yang tersebar pada 34 provinsi di Indonesia. Responden adalah warga negara Indonesia yang sudah memiliki hak pilih atau berusia 17 tahun ke atas.