Kata Ruhut Jika Didepak dari Partai Demokrat
- ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak
VIVA.co.id – Politikus Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, mengomentari enteng kabar kemungkinannya dia didepak dari Partai Demokrat lantaran mendukung Arcandra Tahar menjadi menteri lagi.
Dia mengaku dalam menyampaikan sikapnya tidak memikirkan risiko kehilangan jabatan. Untuk itu, dia tanpa beban menyatakan tentang kemungkinan didepak dari partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono tersebut.
"Aku ini hidupnya hitam putih. Enggak pernah abu-abu. Jabatan aku dapat dari Tuhan, kalau yang menarik juga Tuhan. Enggak ada masalah kok," kata Ruhut kepada VIVA.co.id, Kamis, 8 September 2016.
Jika nantinya diberi sanksi akibat mendukung kembali Arcandra menjabat kembali menjadi menteri, Ruhut mengaku bakal mengambil hikmahnya.
"Bagi aku kalau suatu saat diberi sanksi, artinya Tuhan ingin membuat aku di tempat yang lebih tinggi. Seperti aku dukung Jokowi, Ahok, Arcandra, (itu) kata hati. Aku selalu bilang Pak SBY, Bapak Demokrasi, hormatilah hak demokrasi," ujar Ruhut.
Sebelumnya, dalam rapat Komisi III DPR menanggapi kabar isu Arcandra bakal didudukkan lagi menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Ruhut mengatakan tidak ada masalah dari sisi hukumnya.
Ruhut meminta agar rekannya di Komisi III yang mempersoalkan status warga negara Arcandra agar melihat seksama pasal yang mengaturnya.
Ruhut mengaku heran dengan komentar kawan-kawannya di Komisi III yang mempermasalahkan Arcandra. Ruhut juga heran dengan koleganya, Benny K Harman, yang tidak setuju jika Presiden Joko Widodo menjadikan Arcandra sebagai Menteri ESDM lagi.
Dalam rapat di Komisi III, Benny mempertanyakan penjelasan Arcandra menjadi WNI lagi. Menurut Benny, tak bisa karena terobosan singkat, Arcandra kembali menjadi menteri. Sebab, persoalan ini juga menyangkut perihal loyalitas. Ia meyakini sebagai ketua panitia kerja UU Kewarganegaraan sangat mengerti semua pasalnya.
Sebelumnya, akhir Agustus lalu, Ruhut Sitompul dicopot statusnya sebagai Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat.
Pencopotan itu tak lama setelah ia dalam beberapa kesempatan, gamblang mengungkapkan dukungan terhadap Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama sebagai bakal calon petahana gubernur di Pilkada Jakarta tahun depan. Sikap tersebut bertentangan dengan sikap partai. (ase)