Komisi III Tunggu Hasil Penyelidikan Aparat soal Bom Gereja
- ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi
VIVA.co.id – Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Masinton Pasaribu, menyatakan terkejut dengan upaya bom bunuh diri yang gagal di Gereja Katolik St Yosep di Medan, Sumatera Utara. Menurutnya, aksi teror terbuka itu patut menjadi alarm bagi aparat penegak hukum setelah kematian gembong teroris Santoso dan peristiwa bom bunuh diri di Thamrin.
"Ini aksi teror dilakukan secara terbuka. Aksi teror pertama yang dilakukan secara terbuka pasca Santoso ditembak mati," kata Masinton saat dihubungi, Minggu, 28 Agustus 2016.
Politikus PDI Perjuangan ini meminta aparat segera melakukan penyelidikan yang detail terkait aksi terorisme itu.
"Aksi ini secara terbuka. Yang perlu diantisipasi pola yang sama di titik yang berbeda. Kami menunggu hasil penyelidikan hari ini agar bisa tahu apakah ini dilakukan orang per orang atau kelompok tertentu," paparnya.
Kepastian hasil penyelidikan, kata dia, juga akan mengurangi spekulasi di masyarakat. Selain itu dia juga meminta pihak intelijen bisa memberikan informasi dengan segera terkait perkembangan ancaman terorisme.
"Jika aksi teror di Medan dilakukan oleh sel jaringan kelompok teroris, maka intelijen kita harus mampu mendeteksi sebaran perencanaan aksi teror dan segera mengkoordinasikannya dengan Kepolisian untuk pencegahan," ungkapnya.
Namun saat ditanya soal kinerja Badan Intelijen Negara (BIN) yang dianggap kecolongan dalam kasus ini, Masinton tak mau memberikan penilaian.
"Kami tunggu hasil penyelidikan aksi teror bom di Medan apakah dilakukan oleh sel jaringan kelompok teroris atau hanya aksi teror individu di luar kelompok jaringan teroris," ucapnya.
Namun dia meminta agar intelijen tak pernah lengah dalam mengendus aksi-aksi yang mengancam negara. Peran pihak intelijen krusial agar aparat keamanan bisa melakukan antisipasi terhadap aksi teror yang bisa terjadi setiap saat.