Gerindra Anggap Doa di Sidang Tahunan Bukan Politisasi
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Doa penutup pada Sidang Tahunan Bersama Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang dibacakan oleh anggota DPR dari Fraksi Partai Gerindra, Muhammad Syafi'i, menjadi viral di media sosial.
Doa tersebut dinilai mengandung pesan-pesan politis, bahkan kritik kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memang hadir dalam sidang itu. Namun, Partai Gerindra menilai substansi dalam doa tersebut sangat wajar.
"Doa itu permohonan dukungan kepada Yang Maha Kuasa untuk perbaikan perkara-perkara yang di luar kemampuan manusia," kata Politikus Gerindra, Sodik Mujahid kepada VIVA.co.id pada Kamis 18 Agustus 2016.
Menurut Wakil Ketua Komisi VIII DPR itu, Syafi'i sebagai pembaca doa hanya benar-benar meminta perubahan kepada Tuhan untuk kebaikan bangsa Indonesia. Karena itu, tidak perlu dianggap sebagai politisasi doa.
"Dan yang disampaikan Pak Syafi'i adalah fakta-fakta yang perlu pertolongan Allah untuk perbaikan dan perubahannya," ujar Sodik lagi.
Sodik mengatakan, doa bisa menjadi bentuk ungkapan dan permohonan atas fenomena yang ada di sekitar manusia. Karena itu, menurutnya, doa dalam Sidang Tahunan tidak perlu direspons berlebihan, namun hendaknya dianggap sebagai bentuk harapan baik.
"Tidak usah berlebihan. Kyai berdoa atas dasar fenomena di sekitarnya. Politisi berdoa atas dasarfenomena di sekitarnya . Setiap profesi berdoa atas dasar mindset dan fenomena di sekitarnya," katanya.
Hal tersebut disampaikan Sodik, menyusul soal doa dalam sidang yang digelar pada 16 Agustus 2016 itu, yang sempat menjadi perbincangan, karena dianggap mengandung kritik terhadap pemerintahan Presiden Jokowi. (asp)