Banjir di Terminal 3 Ultimate Perburuk Citra Bandara Soetta
- Twitter @dik_her
VIVA.co.id – Hujan deras yang mengguyur daerah Tanggerang, Banten, pada Minggu, 14 Agustus 2016, membuat Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta kebanjiran. Air menggenangi bandara yang baru resmi beroperasi 9 Agustus 2016.
Menanggapi hal ini, anggota Komisi V DPR dari Fraksi Gerindra, M. Nizar Zahro, menyayangkan peristiwa ini, karena masalah muncul 6 hari sejak dioperasikan. "Banjir parah sampai menembus gate kedatangan domestik akibat tumpahan air hujan dari jalan layang atas," kata Nizar dalam keterangan tertulisnya, Senin, 15 Agustus 2016.
Masalah ini harus bisa dijawab PT Angkasa Pura II sebagai penanggung jawab bandara, dan Kementerian Perhubungan selaku pihak yang mengeluarkan izin operasional. Izin ini menunjukkan persetujuan pemerintah bahwa bandara itu sudah memenuhi aturan navigasi, pelayanan telekomunikasi, penyediaan lalu lintas pesawat, dan bidang prasarana sisi udara, seperti apron, utilitas, serta keselamatan lingkungan.
"Sebagai anggota komisi V DPR RI saya sangat berharap dengan biaya konstruksi kurang lebih Rp4,7 triliun, ditambah biaya-biaya untuk jalan, taman, dan sebagainya, dan itu kurang lebih Rp 2 triliun. Jika dijumlahkan, total dana yang digelontorkan untuk pembangunan terminal tersebut mencapai Rp7 triliun, atau mendekati Rp7 triliun. Nilai yang sangat fantastis," kata Nizar.
Menurut Nizar, dengan anggaran besar itu semestinya semua fasilitas bandara menjadi mewah, bukan seperti sekarang. Peristiwa ini juga menjadi tamparan buat pemerintah dan PT Angkasa Pura, karena banjir menciptakan citra buruk pada bandara yang digadang-gadang paling canggih di Indonesia ini.
"Akibat izin operasional yang terburu-buru mengakibatkan ketidaklancaran pelayanan bandar udara, sehingga ini mengakibatkan citra yang buruk. Ini masih dipakai domestik, kalau internasional pindah ke Terminal 3 Ultimate, saya tidak bisa membayangkan citra buruk ini," ungkap Nizar.
Padahal Juni lalu, Kementerian Perhubungan sudah meninjau persiapan operasional bandara, dan mendukung pengoperasian terminal tersebut segera dilakukan. Walaupun berdasarkan hasil pengecekan, masih terdapat banyak catatan. "Sebut saja terkait keselamatan, keamanan, serta pelayanan jasa penerbangan yang masih harus dipenuhi oleh PT Angkasa Pura II (Persero) sesuai dengan peraturan yang berlaku," terangnya.
Sebelumnya PT Angkasa Pura II menjelaskan banjir di bandara ini terjadi akibat adanya sumbatan di drainase atau saluran air. Kepala Humas Angkasa Pura II, Agus Haryadi, mengatakan genangan muncul setelah hujan deras mengguyur Tangerang, sehingga ada semburan dari saluran yang tersumbat. (ren)